Generasi  Z  atau  yang  juga  dikenal  sebagai  generasi  digital  adalah  kelompok muda yang tumbuh dan berkembang dengan ketergantungan besar pada teknologi digital. Karena  karakteristik  ini,  tidak  mengherankan  jika  orang-orang dari  generasi  ini,  yang masih berstatus sebagai siswa, memiliki keahlian dalam penguasaan teknologi. Generasi Z muncul  dari  perpaduan  dua  generasi  sebelumnya,  yaitu  Generasi  X  dan  Generasi  Y,  dan memiliki  ciri  khas  karena  internet  berkembang  seiring  dengan pertumbuhan media digital. (Putri Syalsa et al., 2023)
Saat ini teknologi tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari terutama pada generasi Z itu sendiri, semua kegiatan pada masa sekarang ini mengharuskan seseorang menguasai teknologi. akan tetapi penggunaan dari teknologi itu sendiri mengarah pada minimnya kesadaran akan waktu penggunaan teknologi yang dilakukan secara terus-menerus tanpa adanya batasan. "bermain game online" merupakan kegiatan yang menjadi sebuah trend di kalangan generasi Z, game online menjadi suatu perkembangan teknologi yang menggantikan permainan di zaman dulu dan beralih ke gadget. Game online apabila tidak dibatasi akan berbahaya dan berdampak pada kesehatan mental dan fisik dan juga penalaran kognitif anak.Â
Penyebab minimnya kesadaran Generasi Z terhadap waktu bermain game online dapat dijelaskan melalui beberapa faktor. Salah satunya adalah pengaruh teknologi. Generasi Z tumbuh dalam era digital dengan akses mudah ke berbagai jenis teknologi seperti smartphone, komputer, dan game online. Hal ini membuat mereka cenderung tergantung pada teknologi dan menghabiskan waktu bermain lebih banyak di depan layar bahkan sampai mengganggu waktu jam tidur daripada menghabiskan waktu di lingkungan luar. Selain itu, kurangnya pengawasan orang tua juga menjadi faktor penyebab hal tesebut.
Untuk meningkatkan kesadaran generasi Z terhadap waktu bermain game online dapat dijelaskan melalui ilmu Transdisiplin sebagai berikut:
- Ilmu Antropologi
Ilmu Antropologi mengacu pada kebudayaan yang dimana hal tersebut berkaitan dengan kebiasaan dan nilai norma di masyarakat, solusi dari permasalahan minimnya kesadaran Generasi Z akan waktu bermain game online dalam Transdisiplin Ilmu Antropologi sebagai berikut:
- Aturan kebiasaan/budaya dari Orangtua: Orang tua merupakan lingkup terkecil bagi pertumbuhan seorang anak, perilaku dan juga kebiasaan yang ditanamkan atau diajarkan dalam kegiatan sehari-hari membawa pengaruh bagi kebiasaan anak. Oleh karena itu orang tua harus sejak dini menanamkan aturan dan kebiasaan bagi anak-anak antara lain memberitahukan untuk tidak menggunakan teknologi secara berlebihan, mengatur waktu batasan untuk bermain gadget, dan juga membiasakan anak-anak untuk bermain menggunakan alat-alat yang tidak berfokus pada teknologi.
- Ilmu Agama
Ilmu Agama menjadi satu kesatuan penting dalam kehidupan agama juga dapat membantu generasi Z untuk memahami nilai-nilai etika dan moral dalam penggunaan teknologi. solusi dari permasalahan minimnya kesadaran generasi Z akan waktu bermain game online dalam Transdisiplin Ilmu Agama sebagai berikut:
- Konsisten dalam beribadah: Kegiatan keagamaan dapat membantu generasi Z dalam mengurangi penggunaan gadget, dengan sibuk dan fokus pada kegiatan keagamaan seperti mengikuti kajian, membaca Al-Quran, dan berlatih alat musik hadroh.  Generasi Z dapat melakukan aktivitas positif yang dimana dapat meningkatkan ketakwaan terhadap Allah SWT dan juga mengurangi kegiatan yang melibatkan gadget atau teknologi.
- Ilmu Ekonomi
Generasi Z yang cepat menyerap keterampilan digital, dapat menjadi potensi dalam pengembangan ekonomi digital, terutama dalam hal pemanfaatan teknologi informasi dan digital untuk menciptakan nilai ekonomi. solusi dari permasalahan minimnya kesadaran Generasi Z akan waktu bermain game online dalam Transdisiplin Ilmu Ekonomi sebagai berikut:
- Pelatihan ekonomi digital: Teknologi dapat memberikan manfaat tersendiri, daripada teknologi digunakan untuk bermain game online , lebih baik Generasi Z dapat memanfaatkan teknologi untuk menghasilkan penghasilan dalam pelatihan ekonomi digital, Generasi Z dapat menjual sesuatu yang dapat menghasilkan penghasilan seperti menjual makanan, baju, kerajinan tangan secara online. Ekonomi digital memungkinkan individu atau perusahaan menjual produk dan jasa mereka melalui platform online, seperti toko online, marketplace, dan platform layanan seperti ride-hailing atau food delivery.
Solusi penyelesaian melalui Program "Aktivitas Ceria Anak (ACA)"
Menurut saya program yang dapat dilakukan  dalam mengatasi kesadaran Generasi Z dalam bermain game online di Masyarakat adalah Program Aktivitas Ceria Anak atau yang disingkat  menjadi  ACA. Aktivitas Ceria Anak merupakan suatu program sosial yang berfokus pada kegiatan yang beragam dan bisa dilakukan dalam satu tempat.
Tempat yang bisa digunakan dalam program ini adalah Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) terdekat yang ada di setiap lingkungan masing-masing suatu Masyarakat. Lembaga yang dapat diandalkan dalam program ini adalah pengurus  RPTRA dan juga Organisasi sosial kemasyarakatan Karang Taruna yang dimana Karang Taruna dalam hal ini sebagai Guru dan juga sebagai narasumber yang akan memberikan pengetahuan dan juga pengajaran kepada anak-anak yang ada. Selain itu program ini dapat berkolaborasi dengan kegiatan pengabdian lainnya yang akan menjadi guru dan narasumber yang mengajar juga .