Mohon tunggu...
Indhira FebriantiAqilla
Indhira FebriantiAqilla Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Aktif

Penggerak Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Model Pendidikan yang Semakin Modern Akibat Covid-19

21 September 2022   06:18 Diperbarui: 21 September 2022   06:41 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan memiliki beragam makna yang tentunya berbeda. Dalam perkembangan peradaban manusia, banyak sekali pemahaman, pandangan, dan teori yang dikemukakan oleh masyarakat mengenai pendidikan.. 

Pupu Saeful Rahmat (2018) dalam Psikologi Pendidikan mendefiniskan pendidikan sebagai proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang maupun kelompok dalam upaya mendewasakan melalui sebuah pengajaran dan pelatihan, serta proses, cara, dan perbuatan mendidik. Pendidikan termasuk investasi atau tabungan yang dipersiapkan untuk masa depan dan berperan penting dalam pembangunan bangsa yang akan dilaksanakan oleh para generasi penerus.

Dalam proses pendidikan, ada usaha untuk mencapai tujuan pendidikan, yaitu belajar. Proses belajar itu disebut pembelajaran. Jadi, pendidikan ini berkaitan erat dengan belajar dan pembelajaran.


Pada kenyataannya kata ‘belajar’ sudah tidak asing terdengar di telinga kita. Lalu, apakah arti belajar yang sesungguhnya? Definisi belajar tidak bisa diartikan jika hanya bertumpu dari satu pemikiran. Belajar merupakan seperangkat proses perubahan tingkah laku yang bersifat internal bagi setiap individu sebagai hasil transformasi rangsangan (pemahaman) yang berasal dari peristiwa eksternal (pengalaman) di lingkungan individu yang bersangkutan (Gagne, 1977).

Dalam kalimat yang mudah dipahami, belajar itu merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang menghasilkan pengalaman. Mengapa sejak dini kita diharuskan untuk selalu belajar, belajar, dan belajar? Sampai pada akhirnya ditetapkan keputusan “Wajib Belajar 12 Tahun” oleh Pemerintah Republik Indonesia. 

Alasan logis dari pertanyaan mengapa kita harus belajar yaitu karena dengan belajar, kita dapat menambah pengetahuan dan pengalaman sesuai dengan kemajuan zaman.

Seiring berkembangnya zaman akibat pengaruh globalisasi, perkembangan teknologi mengalami kemajuan yang semakin pesat. Perubahan yang dilakukan ini mempunyai tujuan untuk memudahkan berbagai kegiatan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Perkembangan teknologi selalu dikaitkan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, demikian pula sebaliknya.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mempunyai ciri yang saling berhubungan yaitu semakin lama maka semakin cepat berkembang, karena hasil dari suatu proses atau tahap dalam perkembangan menjadi dasar dan alasan bagi tahap selanjutnya. 

Salah satu cara manusia untuk terus melakukan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan adalah dengan belajar. Karena dengan belajar, manusia dapat menumbuhkan ide dan inovasi yang nantinya akan digunakan untuk melakukan perbaikan di masa depan.

Saat ini Indonesia telah berada di zaman digitalisasi dan kecerdasan buatan, sehingga dapat menguasai hampir seluruh kehidupan manusia yaitu zaman Revolusi Industri 4.0. Apa yang dimaksud dengan era Revolusi Industri 4.0? Definisi dari Revolusi Industri 4.0 beragam, sehingga masih belum dapat dipastikan definisi yang sesungguhnya seperti apa. 

Hingga saat ini masih dilakukan tahap penelitian mengenai Revolusi Industri 4.0. Herman dkk (2015) berpendapat bahwa Revolusi Industri 4.0 adalah sebuah era industri digital dimana seluruh bagian yang ada di dalamnya saling berkolaborasi dan berkomunikasi secara real time dimana saja dan kapan saja dengan pemanfaatan IT (Teknologi Informasi) berupa internet, CPS, loT, dan loS guna menghasilkan inovasi baru atau optimasi lainnya yang lebih efektif dan efisien. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun