Air bersih adalah salah satu kebutuhan dasar manusia yang sangat penting untuk kesehatan dan kesejahteraan. Di Indonesia, meskipun telah ada berbagai upaya untuk meningkatkan akses air bersih, masih banyak daerah yang mengalami kesulitan dalam mendapatkan air yang layak. Dalam konteks ini, Sustainable Development Goals (SDGs) No. 6 menekankan pentingnya memastikan ketersediaan dan pengelolaan air bersih dan sanitasi untuk semua. Â Menurut data dari Bappenas, sekitar 20% penduduk Indonesia masih belum memiliki akses terhadap air bersih yang aman. Hal ini menunjukkan perlunya upaya lebih lanjut untuk mencapai target SDG No. 6.
SDGs No. 6 bertujuan untuk memastikan ketersediaan dan pengelolaan air bersih dan sanitasi untuk semua. Target-target dalam SDGs ini mencakup peningkatan kualitas air, perlindungan ekosistem air, dan peningkatan akses terhadap air bersih. Di Indonesia, tantangan yang dihadapi termasuk pencemaran sumber air, kurangnya infrastruktur, dan perubahan iklim yang mempengaruhi ketersediaan air.
Dalam menghadapi keterbatasan dalam penggunaan sumber daya, ISO 4000 dapat membantu dalam permasahan akses air bersih untuk mewujudkan Indonesia Sehat.Â
ISO 4000: Standar untuk Keberlanjutan
ISO 4000 adalah standar internasional yang mengatur praktik terbaik dalam pengelolaan sumber daya air. Standar ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan air dan mengurangi dampak lingkungan dari aktivitas manusia. Dengan menerapkan ISO 4000, Indonesia dapat mengoptimalkan pengelolaan sumber daya air, memastikan bahwa air yang tersedia tidak hanya cukup, tetapi juga berkualitas.Â
Selain itu, pemanfaatan Nanoteknologi juga digunakan dalam upaya ini.Â
Nanoteknologi dalam Penyediaan Air Bersih
Nanoteknologi menawarkan solusi inovatif untuk masalah air bersih. Beberapa aplikasi nanoteknologi yang relevan meliputi:
- Filter Air Berbasis Nanomaterial: Penggunaan nanomaterial dalam filter air dapat meningkatkan efisiensi penyaringan dan menghilangkan kontaminan dengan lebih efektif.
- Desalinasi: Teknologi nanoteknologi dapat digunakan untuk mengembangkan membran desalinasi yang lebih efisien, sehingga dapat menyediakan air bersih dari sumber air laut.
- Deteksi Kontaminan: Nanoteknologi juga dapat digunakan untuk mengembangkan sensor yang dapat mendeteksi kontaminan dalam air secara real-time.
Jadi, dapat disimpulkan untuk mewujudkan akses air bersih di Indonesia adalah tantangan yang kompleks, namun dengan penerapan standar ISO 4000, nanoteknologi, dan teknologi hijau, kita dapat mengambil langkah signifikan menuju pencapaian SDGs No. 6. Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta sangat penting untuk menciptakan solusi yang berkelanjutan dan efektif. Dengan demikian, kita dapat memastikan bahwa setiap warga negara Indonesia memiliki akses terhadap air bersih yang aman dan berkualitas.Â
Referensi :
- United Nations. (2015). Transforming our world: the 2030 Agenda for Sustainable Development.
- ISO. (2020). ISO 4000: Water management.
- K. A. K. (2021). Nanotechnology in Water Treatment: A Review. Journal of Environmental Management.
- Green Technology. (2022). Sustainable Water Management Practices.
Penulis : Indhie Ziadatul Permata Kusuma - Mahasiswa Rekayasa Nanoteknologi. Fakultas Teknologi Maju dan Multidisplin. Universitas Airlangga