Perempuan Kuliah Mau Jadi Apa?
“Buat apa perempuan kuliah tinggi-tinggi, toh akan mengurus anak dan dapur juga” Begitulah stigma yang banyak beredar di masyarakat. Seorang perempuan seperti tidak diizinkan mendapat kesempatan untuk menempuh pendidikan yang tinggi. Seorang perempuan hanya perlu fokus mengurus anak dan rumah tanga.
Namun, di zaman yang modern ini. Dimana kesetaraan gender sudah digaungkan dimana-mana. Stigma tersebut haruslah dihapus. Seorang perempuan memiliki kedudukan yang sama dengan laki-laki. Perempuan memiliki hak yang sepantasnya didapat, seperti laki-laki. Bukankah R.A Kartini sudah memperjuangkan hak perempuan agar bisa menempuh pendidikan yang tinggi?
Dalam Islam seorang perempuan yang pastinya akan menjadi ibu bagi anaknya dikenal dengan istilah “madrasatul ula”. Perempuan adalah guru pertama bagi anak-anak nya. Seperti dawuh Ning Sheila Hasina (Lirboyo) “Bagaimana kita mau mengharap anak-anak kita akan terdidik dengan baik, jika dia diasuh oleh ibu yang tidak berpendidikan, maka jadilah terdidik sebelum kalian mendidik.”
Seorang perempuan memang wajib mengurus anak dan rumah tangga. Namun, menjadi ibu yang berpendidikan juga merupakan kewajiban agar anak kita mempunya madrasatul ula yang berpendidikan yang mampu mendidik anak dengan baik. Untuk itu, seorang perempuan haruslah belajar dengan tekun dan selalu mengembangkan potensi diri.
Dijaman yang serba dengan kemajuan ini, wanita karir sudah tidak menjadi hal yang asing. Menjadi seorang wanita karir yang sukses tanpa melupakan kewajiban menjadi seorang ibu dan istri merupakan sesuatu yang hebat.
Saat ini, banyak cara yang bisa dilakukan untuk menjadi wanita karir. Lowongan pekerjaan bagi perempuan juga sudah tidak menjadi hal yang sulit dicari. Banyak perempuan yang menduduki jabatan tinggi dalam pemerintahan. Hal ini menjadi bukti bahwa perempuan tidaklah menjadi kaum yang serba tertinggal.
Sebagai perempuan jangan pernah takut untuk terus belajar dan menempuh pendidikan. Kita harus ikut memberi apresiasi kepada R.A Kartini yang telah memperjuangkan hak kita untuk bisa menempuh pendidikan. Menjadi ibu yang berpendidikan dan tidak berpendidikan tentunya berbeda. Untuk itu, mulailah dari sekarang untuk terus mengembangkan diri. Sesukses apapun seorang perempuan, ketika ingin memasak juga pastinya harus di dapur kan.
Ada hal yang harus selalu kita ingat, bahwa setinggi apapun pendidikan dan pencapaian kita nanti, kita wajib memprioritaskan keluarga kita nantinya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI