Thinking in the Future Tense, Jennifer James ,1998 menuliskan bahwa kehilangan perspectif bisa membuat kita gila. Kita mendengarkan kata kata dan gagal memahaminya. Kita membaca laporan dan tidak ingat apa apa.Â
Kita memahami gangguan penglihatan sementara orang melihat dengan normal. Kita gagal memperhatikan peristiwa kunci dan kita menghindari kesalahan. Kita kehilangan akal sehat. Kita merasa menjadi korban.Â
Tetapi sebenarnya semua itu adalah masalah kehilangan perspektif kemampuan kita memahami masa lalu, memahami masa kini dan membentuk visi ke depan. Itulah yang membuat kita begitu rentan.
Apabila seseorang ingin memahami intelijen ataupun akan menjalani kehidupan sebagai orang intelijen maka akan muncul beberapa pertanyaan tentang apa dan bagaimana intelijen itu.
Harus diakui intelijen sudah banyak yang mengetahuinya namun kesan tentang Intelijen sangat beragam bergantung pada pengalaman,pengetahuan dan pendidikan yang melatar belakangi masing masing individu.
Ada yang sinis terhadap pekerjaan intelijen karena pernah memiliki pengalaman pribadi yang kurang menyenangkan bahkan menimbulkan trauma ketika berhadapan dengan orang yang sedang bertugas di intelijen atau trauma atas hasil kerja intelijen yang tidak berarti bagi dirinya atau lembaganya. Begitu sebaliknya ada yang kagum dan menyukai intelijen karena pengalaman mendapatkan sesuatu yang menguntungkan dari kegiatan intelijen.
Terlalu dangkal apabila berkesimpulan bahwa hanya kesan yang memberi  seseorang  termotivasi untuk memilih atau tidak memilih intelijen, dikarenakan kesan tersebut hanya didasari oleh sesuatu yang bersifat fisik yang diketahui dan siapa mi sementara banyak hal yang belum pernah diketahui dan dialami yang sebenarnya bisa menjadi kunci memotivasi seseorang untuk memilih dan berpihak kepada intelijen.
Perspektif intelijen dapat dibentuk dari kesediaan untuk memahami tentang bagaimana jiwa kegiatan intelijen,sense of intelijen dan komitmennya serta pengertian pengertian yang melengkapi pemahaman tentang dunia intelijen.
INTELIJEN
Dalam penyampaian materi pembelajaran Dasar Intelijen pada Kursus Dasar Perwira (SUSARWIRA) Intelijen, penulis berpendapat bahwa Intelijen adalah sebuah bagian dari seni kecerdasan dalam kehidupan sehingga definisi baku tentang Intelijen bergantung digunakan untuk apa kegiatan intelijen oleh yang menggunakannya secara sadar atau tidak sadar dikarenakan ada sesuatu yang dirasakan perlu di ketahui sebelum melakukan pekerjaan.
Contoh sederhana saja pernah kita lakukan yang adalah sebuah kegiatan intelijen adalah ketika kita menerima sebuah informasi berita melalui Android, jika kita memiliki sense of inteligent maka  ada rasa ingin memastikan kebenaran informasi berita tersebut dengan melakukan cross check kumpulkan informasi lain dari sumber lain dan seterusnya sampai kita dapat menilai benar atau tidaknya dan selanjutnya terserah anda mau anda gunakan apa informasi berita itu.