Puluhan jurnalis meliput langsung opening seremony dan jalannya simposium.
Sebagai wilayah yang pernah mengalami langsung dampak bencana tsunami, Aceh merasa memiliki tanggung jawab dalam menyumbangkan pengalaman dan pengetahuannya dalam mitigasi bencana global.
Dari agenda yang diterbitkan oleh panitia tercatat ada 8 sesi presentasi yaitu:
Sesi 1: Sesi 1: Review of the Tsunami Warning and Mitigation Systems over past 2 Decades.
Sesi 2: Tsunamis Generated by non-Seismic and Complex Sources.
Sesi 3: Tsunami Hazard and Risk Assessment.
Sesi ini membahas tentang evaluating seismic and non seismic generated tsunami hazards yang salah satu pembicaranya yaitu Prof. Dr.Syamsidik, ST., M.Sc., kepala TDMRC USK.
Sesi 4: Tsunami Detection, Warning, Dissemination and Response.
Sesi 5: Achieving 100 persen Communities at Risk to be Prepared for and Resilient to Tsunami by 2030 (Challenged by UN Secretary General).
Sesi 6: Other Critical Issues for Building Community Resillience.
Sesi 7: Contributions of TEWS to Global Initiatives.
Sesi 8: Wrap up/Synthesis/Way Forward.