Mohon tunggu...
Rachmad Yuliadi Nasir
Rachmad Yuliadi Nasir Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis Independent

Rachmad Yuliadi Nasir, Jurnalis Independent, WA 0888.7211.300 Sang Traveller Twitter:@rachmadyuliadi, Email: puspiatur@gmail.com, FB/tragedi.gurita dan FB/puspiatur.aceh

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menatap Peristirahatan Terakhir Jenderal Kohler

19 Mei 2016   23:52 Diperbarui: 20 Mei 2016   01:22 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

JAKARTA-Independent, Perang Aceh adalah pertempuran heroik antar bangsa Aceh dengan bangsa Belanda. Ribuan korban jiwa jatuh dengan sia-sia.

Di Banda Aceh sendiri terdapat perkuburan Belanda yang terkenal dengan sebutan Kuburan Kerkhoff. Diketahui bahwa ini adalah kuburan militer Belanda salah satu yang terluas di dunia.

Kuburan Kerkhoff yang terletak di luar negeri Belanda merupakan salah satu perkuburan sejarah yang terluas di dunia. Sekitar 2.200 tentara termasuk empat orang jenderal dimakamkan di sini, di tanah tempat para pejuang Aceh yang sangat gigih melawan kolonialisme Belanda.

Perang Aceh berlangsung pada 1873-1904, sebuah perang dimana dalam sejarah Belanda merupakan madu terpahit yang telah terjadi.

Dalam catatan sejarah PUSPIATUR disebutkan bahwa,"Pada Perang Aceh Pertama (1873-1874) yang dipimpin oleh Panglima Polim dan Sultan Mahmud Syah melawan Belanda yang dipimpin Jenderal Johan Harmen Rudolf (JHF) Kohler.

Jenderal Kohler dan pasukannya berhasil merebut Mesjid Raya Baiturrahman untuk dijadikan basis pertahanan.
Kohler dengan 3000 serdadunya dapat dipatahkan, dimana Kohler sendiri tewas di halaman Mesjid Raya Baiturrahman.“O, God, ik ben getroffen!” berselang seminggu setelah kedatangannya Jenderal Johan Harmen Rudolf (JHF) Kohler, tewas tertembus peluru.

Para Sniper Aceh berhasil menembak dada kiri Jenderal Johan Harmen Rudolf (JHF) Kohler hingga tewas pada tanggal yang sangat bersejarah yaitu tanggal 14 April 1873. Para Sniper ini adalah hasil didikan para militer Turki yang datang membantu kerajaan Aceh untuk berperang melawan Belanda.

Tewasnya Jenderal Johan Harmen Rudolf (JHF) Kohler membuat dunia geger. Bangsa belanda yang terdidik dan bersenjata lengkap dapat dikalahkan oleh bangsa Aceh.

Kepala ular naga tumbang, sang Jenderal Johan Harmen Rudolf (JHF) Kohler tewas tentu saja membuat para prajurit Belanda kalang kabut dan mundur ke pantai Ulee Lheu kemudian kembali ke markas besar Batavia/Jakarta.

Akhirnya Jenderal Johan Harmen Rudolf (JHF) Kohler dikuburkan di daerah kebon jahe dan sekarang masuk Museum Taman Prasasti.

Atas permintaan rakyat Aceh dan sisa tulang belulang Jenderal Johan Harmen Rudolf (JHF) Kohler digali dan dipindahkan ke Aceh. Jenderal Johan Harmen Rudolf (JHF) Kohler akhirnya dimakamkan kembali dengan upacara militer pada 19 Mei 1978 di Kerkhoff Peutjut Banda Aceh setelah 105 tahun tinggal di Jakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun