JAKARTA-Independent, Kawasan kampung Bitay tampil beda pasca terjadinya gempa bumi dan tsunami Aceh pada tanggal 26 Desember 2004. Disana-sini terlihat bangunan baru berupa komplek perumahan khas bercirikan wajah Turki.Â
Setiap rumah yang dibangun oleh pemerintah Turki dalam hal ini Bulan Sabit Merah Turki pada setiap dinding depan rumah terlihat gambar Bulan Sabit.
Selain itu juga telah direnovasi makam/kuburan Teungku Di Bitay, adanya galery kecil/museum Bitay serta mesjid Turki yang megah. Bila anda semua berkunjung ke kawasan kompleks PUSPIATUR (Pusat Sejarah Peradaban Islam Aceh Turki) maka di sisi depan pintu mesjid Turki ada dua buah celengan uang yang berwarna hijau serta satu buah celengan uang di depan pintu gerbang perkuburan.
Pada hari Minggu, 10 Juli 2016, ketika sedang membersihkan area perkuburan serta mengambil beberapa foto terlihat celengan uang di depan pintu gerbang perkuburan telah dibobol maling. Kunci gombok telah dipotong dan diganti dari gombok putih besar ke gombok kuning yang agak berkarat. Ini adalah perbuatan dari suami Azimah.
Dimana kita ketahui bersama bahwa Azimah adalah anak Abdul Aziz dimana Abdul Aziz mengaku cucu dari Teungku H.Abu Juned Bitay. Memang benar bahwa Abdul Aziz adalah cucu palsu dari Teungku H.Abu Juned Bitay.
Kejadian yang tak terduga adalah pada hari Kamis sore, 14 Juli 2016, sekitar jam 17:00. Anaknya Azimah keluar dari pintu belakang rumahnya dan diikuti oleh seorang teman dia. Seorang lagi duduk-duduk di atas beton kuburan.Â
Terlihat Anaknya Azimah berjalan dengan arogan sekali menuju pintu depan kuburan dan kearah celengan.
Dia membuka celengan uang yang berada di depan pintu gerbang kuburan diikuti temannya. Azimah sedang duduk-duduk di kursi belakang rumah dan melihat serta membiarkan saja kejadian tersebut.Â
Pada hari Jumat malam, 15 Juli 2016, pasca shalat Mahgrib saat bertemu dengan pemegang semua kunci celengan uang ternyata kunci celengan uang tidak diganti dan tidak diberikan kepada Azimah.
Semua celengan uang yang dibuat pada akhir Juni 2014 ini ternyata belum pernah dibuka dan diambil uangnya sebagai aset mesjid Turki. Ini namanya adalah pencurian uang asal penziarah.Â
Diduga uang yang hilang selama dua tahun berkisar pada angka Rp500.000-Rp5.000.000. Sang maling panen besar.