JAKARTA-Independent, Berbicara tentang provinsi Aceh maka tidak bisa dilepaskan dengan pelaksanaan syariat Islam. Akan tetapi dalam pelaksanaannya banyak terjadi ketimpangan dan penyimpangan.
Masih banyak anggaran dana Otsus yang dikorupsi dan tidak tepat sasaran. Waktu-waktu shalat utama terlihat mesjid-mesjid sepi kalah dengan warung kopi yang ramai hingga waktu subuh.
Rasulullah telah menjadi contoh bagi setiap umat Islam. Keteladanan nabi Muhammad SAW telah hilang dan hanya manis dibibir saja. Terlalu banyak "Speak" bicara, no action talk only. Ceramah saja tetapi tidak ada prakteknya.
Dalam kajian rutin Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI), Rabu malam, 30 Maret 2016, ternyata Kunci utama sukses dan optimalnya implementasi syariat Islam adalah tergantung pada keteladanan dari pemimpin, ulama, guru, cendikiawan, orang tua dan setiap pribadi muslim yang ditunjukkan kepada lingkungan sekitarnya.
Keteladanan nabi Muhammad SAW terus menular kepada sahabatnya hingga para ulama kini. Sesungguhnya Aceh akan maju dan berkembang pesat dengan adanya syariat Islam dan tanpa syariat Islam maka Aceh akan terpuruk dan hilang ditelan negara-negara lain.
Gambaran ini terlihat pula dalam Alquran bahwa Rasullulah adalah suri teladan bagi umat akhir zaman ini.
Dalam Alquran tergambar surat Al Ahzab 33:21, " Sesungguhnya telah ada pada diri Rasullulah itu suri teladan yang baik bagi kamu yaitu orang-orang yang mengharapkan menemui Allah dan hari akhir dan mengingat Allah sebanyak-banyaknya."
Dengan akhlak yang mulia maka banyak orang luar yang masuk Islam apalagi setelah tsunami melanda Aceh pada 26 Desember 2004.
Turis-turis asing datang ke Aceh mereka heran dan takjub akan kebesaran Allah SWT. Banyak situs-situs islami yang selamat seperti mesjid raya Baiturrahman dan mesjid Baiturrahin ulee lheu. Setelah berkunjung ke Aceh akhirnya satu persatu turis asing itu masuk Islam.
Pelaksanaan Syariat Islam harus didukung oleh setiap muslim kalau bukan orang Islam sendiri yang mendukung maka siapa lagi.
