JAKARTA-Independent, Tidak terasa waktu telah berlalu selama 24 tahun. Tepat pada tanggal 19 Januari 2020 maka sudah 24 tahun kapal fery KMP Gurita tenggelam di teluk Balohan Sabang.
Kapal Fery ini biasa melayari lautan dari pelabuhan Malahayati-Aceh Besar dengan pelabuhan Balohan Sabang, setiap hari pulang pergi.
Jumat, tanggal 19 Januari 1996 adalah hari terakhir kapal fery KMP Gurita berlayar dan selanjutnya tenggelam untuk selama-lamanya didasar laut teluk Balohan Sabang pada kedalamanan 300-350 meter.
Para penumpang kapal fery KMP Gurita yang tenggelam dengan daftar manifest sebanyak 210 orang.
Hasil akhir pencarian ada 378 orang penumpangnya, 40 orang selamat, 54 orang meninggal, 284 orang hilang untuk selama-lamanya termasuk kedua orang tua saya juga Kapolres Sabang Rachmad Semedi, istri dan anak-anaknya.
Penumpangnya berasal dari kota Sabang, kota Banda Aceh, kabupaten Aceh Besar, dari Provinsi Sumatera Utara serta dari Manca Negara.
Untuk itulah, ada Doa dan zikir bersama rencana, Minggu pagi 19 Januari 2020, di kapal KMP BRR trip I jam 07:30 WIB berangkat dari Pelabuhan Balohan Sabang menuju Pelabuhan Ulee Lheue Banda Aceh...
Doa dan zikir ini dilakukan selama kapal fery KMP BRR berlayar menuju titik lokasi kapal fery KMP Gurita yang tenggelam pada 19 Januari 1996.
Hal ini dilakukan sesuai kondisi lapangan dan jadwal kapal terkini.
Info terakhir doa dan zikir rencananya dari KMP Tanjung Burang karena posisinya berada di Balohan Sabang pagi jam 07:30 WIB.
Bagi Anda yang tidak bisa ikut dalam doa dan zikir bersama, keluarga tenggelamnya kapal KMP Gurita... mengharapkan agar bisa mengirimkan fatihah 7 X...
Rachmad Yuliadi Nasir (WhatsApp: +62- 8887211300)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H