JAKARTA-Independent, Perkembangan Radikalisme dan terorisme sangat pesat sekali. Untuk itulah perlu suatu badan khusus. Pemerintah Indonesia membentuk suatu badan yang bernama BNPT.
BNPT Pusat bekerjasama dengan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Aceh menghadirkan Seminar tentang "Literasi Digital sebagai Upaya Pencegahan Radikalisme dan Terorisme Di masyarakat," di Banda Aceh 15 Maret 2018.
Para peserta juga diberikan sebuah buku baru tentang Radikalisme yang berjudul,"Memelihara Kearifan Mencegah Radikalisme." Buku ini berisi kumpulan 32 naskah terbaik dari lomba karya tulis jurnalistik "Indepth Reporting."
FKPT Aceh menyatakan akan terus melakukan berbagai upaya dalam mencegah penyebarluasan paham radikal terorisme. Saat ini Prof M Hasbi Amiruddin memimpin sebagai kepala  Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Aceh sejak dilantik pada 20 Februari 2018, menggantikan Prof Yusny Saby.
Pengaruh paham radikal terorisme yang saat ini nyata antara lain bergesernya secara perlahan karakter masyarakat kita yang semula toleran kemudian diubah menjadi intoleran.
Kita harus sadari bersama bahwa terorisme yang marak terjadi dengan latar belakang ideologi tertentu berawal dari interoransi yang kemudian mengalami radikalisasi sehingga berujung pada aksi bom bunuh diri, penyerangan dan kekerasan lainnya.
Permisifitas kepada intoleransi membuka ruang lebar mobilisasi radikalisme gerakan ekstrem yang pada gilirannya berujung pada aksi terorisme.
Hadir juga Kasi Partisipasi Masyarakat BNPT Setyo Pranowo sebagai pembicara kunci mewakili kepala BNPT pusat sekaligus membuka acara seminar dan workshop selama satu hari.
Rachmad Yuliadi Nasir (WA:0888.7211.300-FB/tragedi.gurita)