Hipertensi pada lanjut usia merupakan masalah kesehatan yang potensial. Apabila kondisi ini dibiarkan dan tidak diobati maka dapat menimbulkan berbagai macam komplikasi seperti terjadinya kerusakan organ-organ target. Pada kasus yang fatal, hipertensi dapat mengakibatkan penyakit jantung, gagal ginjal, maupun stroke.
Berdasarkan Kementerian Kesehatan RI, hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik pada tubuh seseorang lebih dari atau sama dengan 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari atau sama dengan 90 mmHg. Hipertensi sering disebut sebagai pembunuh gelap (Silent Killer) karena termasuk salah satu penyakit yang mematikan tanpa disertai dengan munculnya gejala lebih dahulu sebagai peringatan bagi korbannya.
Hipertensi sulit disadari oleh seseorang karena hipertensi banyak memiliki gejala yang khusus. Gejala hipertensi pada lanjut usia sangat bervariasi, diantaranya sakit kepala, gelisah, jantung berdebar-debar, penglihatan kabur, rasa sakit di dada, dan mudah lelah. Hipertensi dapat diketahui dengan cara mengukur tekanan darah secara langsung.
Penyebab hipertensi pada lanjut usia dikarenakan terjadinya perubahan-perubahan pada elastisitas dinding aorta yang menurun, katub jantung menebal dan kaku, kemampuan jantung memompa darah menurun, sehingga kontraksi dan volumenya ikut menurun. Adapun penyebab lain yang mempengaruhi tekanan darah pada lanjut usia adalah usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, aktivitas fisik, faktor genetik (keturunan), kebiasaan merokok, dan stress.
Hipertensi bersifat diturunkan atau genetik. Individu dengan riwayat keluarga hipertensi memiliki resiko lebih besar untuk menderita hipertensi daripada seseorang yang tidak memiliki keluarga dengan riwayat hipertensi. Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan penting di dunia karena prevalensinya yang tinggi dan semakin meningkat.
Untuk menurunkan jumlah penderita hipertensi pada lanjut usia maka dapat dilakukan sebuah pencegahan dini dengan cara mengonsumsi makanan sehat dan bergizi, membatasi asupan garam, mengurangi konsumsi kafein yang berlebihan, tidak merokok dan menghindari asap rokok, menjaga berat badan agar tetap ideal, dan melakukan aktivitas fisik secara teratur (seperti jalan kaki sejauh 3 km).
Pada lansia yang mengalami hipertensi pengobatan dapat menggunakan obat antihipertensi, namun penggunaan obat antihipertensi pada lanjut usia berbeda dengan usia dewasa disebabkan karena adanya perubahan fisiologi akibat bertambahnya usia.
Penanganan hipertensi pada lanjut usia dapat dilakukan dengan cara memperbaiki gaya hidup meliputi perilaku PATUH (Periksa kesehatan secara rutin, Atasi penyakit dengan pengobatan yang teratur, Tetap diet dengan gizi yang seimbang, Upayakan aktivitas fisik, Hindari asap rokok, alkohol, dan zat karsinogenik) serta mengelola stress yang dihadapi.
Selain itu, beberapa publikasi ilmiah menyebutkan bahwa teknik relaksasi otot progresif yang dilakukan dengan benar, continue minimal 3 kali sehari selama 25-30 menit dapat membuat individu merasa relaks serta membantu penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H