Mohon tunggu...
Indar Wijaya
Indar Wijaya Mohon Tunggu... Wiraswasta - Sekretaris Jenderal IKATAN SARJANA PERIKANAN INDONESIA

Pengusaha Perikanan http://indarwijaya.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Panen Raya Petani vs Panen Raya Nelayan

2 Maret 2016   17:35 Diperbarui: 2 Maret 2016   17:47 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Gambaran diatas bisa menjelaskan sangat jauh berbeda kebijakan antara sektor perikanan dengan sektor pertanian,  kehadiran pemerintah di sektor pertanian  dengan berbagai kebijakanya sangat membantuh para petani untuk mewujudkan kesejahteraan sedangakn kebijakan sektor perikanan malah sebaliknya tidak ada satupun kebijakan yang benar-benar menyentuh nelayan untuk kesejehteraanya.

 Seharusnya  nelayan diberikan kebijakan yang melindungai dan memihak termasuk harga ikan, jangan sampai kita bangsa yang besar harus impor ikan akibat dari kebijakan yang irasional.persoalan kedualatan di laut,kebijakan membakar kapal dan kebijakan lainya harus beriringan dengan upaya meningkatkan kesejahteraan nelayan, sebab inti dari adanya pemerintahan adalah untuk ksejahteraan bersama bukan menyengsarakan.

***

Di sektor pertanian kita pasti mengenal panen raya akan tetapi di sektor periknan kita tak pernah mengenal yang namanya panen raya sebab hampir setiap hari nelayan melaut dan didaerah tertentu selalu panen raya, akan tetapi kemudian hasil dari nelayan belum mampu mewujudkan kesejahteraan, ikan melimpah tetapi di sisi lain industri perikanan melakukan impor ikan, ketika ikan tangkapan nelayan melimpah ketika itu juga harga jualnya sangat murah dan jauh dari target.

Nelayan miskin di laut yang kaya…itu fakta hehee

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun