Mohon tunggu...
Indar Wijaya
Indar Wijaya Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Cinta Perikanan dan Nelayan Indonesia// Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia // http://indarwijaya.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

“Keikhlasan Bekerja Seorang Operator Telpon (Resepsionis)“

22 Oktober 2015   08:18 Diperbarui: 22 Oktober 2015   08:27 532
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Suatu hari yang bahagia saat dimana pagi dan matahari telah terbit diufuk timur maka akupun bergegas menuju kantor tempat dimana aku bekerja yang sudah hampir 1 tahun masa kerja. Tidak seperti biasanya hari ini saya ketempat ruangan operator telpon atau yang biasa disebut resepsionis, sebelum saya melanjutkan tulisanku,  perlu anda ketahui tugas dari resepsionis adalah selain sebagai tempat mendapatkan informasi saat tamu datang juga menjadi operator telpon yang akan menyambungkan ketika ada telpon dari luar kantor ke ruangan orang  yang akan dituju. begitu juga sebaliknya.

Nah….kita lanjut cerita …saat saya memasuki kantor dan keruangan operator telpon  akan tetapi ruangan operator belum terbuka masih tutup sayapun kembali kemeja saya dan menanyakan keteman apakah operator telpon tidak masuk hari ini ? teman saya menjawab dengan senyuman ehh hehe…iya dia uda pensiun jadi untuk sementara kosong kalau kamu mau keruangan operator kuncinya ada didepan sambil menunjuk salah satu ruangan.

Singakat cerita karena saya membutuhkan telpon untuk menghubungi salah satu rekan kantor sayapun masuk keruangan operator. didalam ruangan operator banyak catatan-catatan yang menunjukkan sibuknya seorang operator ketika melayani telpon dari luar kantor yang tidak bisa saya bayangkan. Namun belum sempat saya menelpon dering telpon berbunyi wahh..ada telpon dari luar nihh tanyaku dalam hati dan ternyata betul saya mencoba menyambungkan ke ruangan dan orang yang dia butuhkan untuk berbicara.

Hari itu saya berada diruangan operator tidak terassa sekitar 2 jam, dan disetiap menitnya selalu ada saja yang menelpon baik dari luar atau pihak didalam kantor yang ingin disambungkan keluar, saya tidak bisa bayangkan betapa sibuknya orang-orang yang bekerja di resepsionis atau yang menjadi operator telpon. Dia melayani banyak orang setiap harinya bahkan ribuan setiap tahunya dengan kelembutan suara dan keikhlasanya untuk menerima telpon.

Kita bisa pikirkan pula orang-orang yang bekerja di resepsionis atau operator telpon dikantor kantor besar sebut saja Telkom.atau keluhan listrik padam di PLN. Wahhh ….pasti lebih  sibuk dan lebih banyak lagi orang yang menelpon dan bertanya. Akan tetapi yang harus kita pelajari adalah betapa sabarnya orang orang yang bekerja dibagian ini, menerima telpon darimana saja baik orang yang serius ataupun orang yang hanya ingin mencoba dan menjadikan bahan mainan saja, betapa ikhlasnya orang-orang yang bekerja sebagai resepsionis atau operator telpon , dihampir setiap harinya selalu tersenyum dan menyapa dengan kelembutan telpon orang-orang yang bertanya.

Dengan kelembutan suaranya seorang respsionis atau operator telpon bisa melayani puluhan dan ratusan orang setiap harinya, dengan senyuman bibirnya memancarkan keikhlasan menyapa tamu yang baru saja datang yang kebingungan, dengan pancaran keikhlasanya operator telpon setiap detik melayani orang yang tak dikenalnya lewat telpon, dia tak pernah membeda-bedakan orang yang dilayaninya selalu melayani dan menyambungkan telpon orang yang ingin bicara.

Kita harus belajar dengan respsionis dan operator telpon, dengan gaji tidak terlalu tinggi dia bisa menebarkan semangat keikhlasan. Dengan kerja keras dia bisa menebarkan senyuman kepada orang yang sedang kebingungan, dengan jiwa yang sabar dia siap dan setia melayani ratusan dan ribuan orang yang berbeda setiap harinya. 

Jika kita belajar memimpin seperti apa yang dilakuakn oleh seorang resepsionis dan operator telpon maka rakyat sebagai pengikut akan ikut bahagia dan ikhlas mengikuti apa yang keluarkan dan diperintahkan oleh pemimpinya.

Jakarta 21 Oktober saat menjadi operator telpon selama 2 jam. (IW)

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun