Mohon tunggu...
Indar Cahyanto
Indar Cahyanto Mohon Tunggu... Guru - Belajar

Belajarlah untuk bergerak dan berkemajuan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Idul Adha dan Nilai-Nilai Sejarah Perjuangan Nabi Ibrahim AS

12 Juni 2024   20:02 Diperbarui: 12 Juni 2024   20:16 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dari Group WA Masjid Ulil Albab SMAN 25 JAKARTA

Dapatkah kita menjadi pribadi yang mampu menundukkan objek duniawi, nafsu, dan egonya pribadi dan menjadi seorang manusia yang terbebas dari segala belenggu yang menghalanginya menuju tuhan-Nya? Sepertinya, pelaksanaan Idul Adha menjadi momentum yang tepat untuk merefleksikan kembali pertanyaan yang disampaikan di atas Siapa atau dalam bentuk apa "Ismail" yang ada dalam diri kita?. Bentuk pengorbanan yang kita lakukan dalam bentuk sunnah penyembelihan hewan Qurban merupakan kunci kita dalam mendapatkan keberkahan, kunci dalam melunasi hutang, kunci dalam meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah.

Dalam sebuah hadist Nabi SAW pernah berkisah kepada para sahabat, Dari Thariq bin Syihab, (beliau menceritakan) bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, Ada seorang lelaki yang masuk surga gara-gara seekor lalat dan ada pula lelaki lain yang masuk neraka gara-gara lalat. Mereka (para sahabat) bertanya, Bagaimana hal itu bisa terjadi wahai Rasulullah? Beliau menjawab, Ada dua orang lelaki yang melewati suatu kaum yang memiliki berhala. Tidak ada seorang pun yang diperbolehkan melewati daerah itu melainkan dia harus berkorban sesuatu untuk berhala tersebut. Mereka pun mengatakan kepada salah satu di antara dua lelaki itu, Berkorbanlah. Ia pun menjawab, Aku tidak punya apa-apa untuk dikorbankan. Mereka mengatakan, Berkorbanlah, walaupun hanya dengan seekor lalat. Ia pun berkorban dengan seekor lalat, sehingga mereka pun memperbolehkan dia untuk lewat dan meneruskan perjalanan. Karena sebab itulah, ia masuk neraka. Mereka juga memerintahkan kepada orang yang satunya, Berkorbanlah. Ia menjawab, Tidak pantas bagiku berkorban untuk sesuatu selain Allah Azza wa Jalla. Akhirnya, mereka pun memenggal lehernya. Karena itulah, ia masuk surga.

Kurban berasal dari bahasa Arab qariba-yaqrabu-qurban yang artinya dekat. Jadi secara istilah kurban berarti mendekatkan diri kepada Allah dengan cara menyembelih hewan setiap tanggal 10 Zulhijah/ Idul Adha. Jadi jelas bahwa tujuan dari berkurban adalah untuk mendekatkan diri kepada-Nya dan bersyukur atas segala karunia-Nya. Hewan yang boleh dijadikan untuk kurban adalah unta, sapi, dan kambing atau domba.

Oleh karena itu, penyembelihan hewan kurban merupakan simbolisasi jihad akbar, yakni dengan menyertakan niat untuk menyembelih nafsu kebinatangan yang ada dalam diri. Keegoisan, kerakusan, keserakahan, ketamakan, dan sifat buruk lainnya merupakan kumpulan dari sifat kebinatangan yang bersemayam di dalam diri manusia. Dengan mengikutsertakan menyembelih hawa nafsu berarti berpihak kepada hati nurani yang diterangi cahaya keilahian. Dan dengan berkurban, berarti mengungkapkan rasa syukur atas limpahan karunia dan anugerah yang diberikan oleh Allah Swt untuk disedekahkan kepada fakir miskin dengan niat semata-mata karena Allah dan untuk mensejahterakan mereka dengan cara membagi-bagikan daging kurban tersebut. Hewan yang telah dikurbankan tersebut adalah wujud dari sebuah amalan untuk mengorbankan harta benda demi kemashlahatan dan kepentingan orang banyak yang membutuhkan, yang merupakan wujud dari kecintaan seorang hamba kepada Allah yang sesungguhnya dan kecintaan terhadap sesama dengan didasari niat yang ikhlas semata-mata karena Allah swt.

Allah Tuhan semesta alam Berfirman melalui kalamNya surat Al Kautsar ayat 1-3 .sesungguhnya kami telah memberi kamu nikmat yang banyak, maka laksanakan shalat kepada Tuhanmu dan berkurbanlah, sesungguhnya orang yang membencimu adalah orang yang terputus," (al-Kautsar 1-3).

Risalah Khutbah Idul Adha 1445 H yang akan di sampaikan di SMAN 25 Jakarta. 17 JUNI 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun