Mohon tunggu...
Indar Cahyanto
Indar Cahyanto Mohon Tunggu... Guru - Belajar

Belajarlah untuk bergerak dan berkemajuan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sinergi Antara Gerakan Pramuka dan PGRI

25 Mei 2024   09:50 Diperbarui: 25 Mei 2024   10:25 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Terpetik dalam suatu gagasan yang muncul di tengah pergumulan pemikiran penulis. Angan-angan ketika proses penanaman dan pembiasan karakter diri dan jiwa terbisit bagaimana pola pembinaan karakter manusia Indonesia di rangkai dalam wujud koloborasi kerjasama kelembagaan secara nyata.

Ada tempat pola pembinaan karakter melalui pengewantahan peran organisasi yang membina diri para anggota dalam mengembangkan proses kreatifitas dan inovasi diri ke arah kemajuan. Ada dua organisasi besar dimana tempat pola pembinaan karakter manusia Indonesia bisa bersinergi dan menyatu di dalamnya.

Organisasi besar itu adalah Persatuan Guru Republik Indonesia dan Kwartir Gerakan Pramuka dimana kedua elemen organisasi itu memainkan unsur penting dalam mengakomodir pembinaan karakter bagi manusia Indonesia. Walaupun secara gerakan pola kedua organisasi berbeda akan tetapi memiliki makna dan symbol penyatuan dalam mengangakt harkat derajat martabat bangsa khususnya dalam bidang pendidikan dan karakter.

Kedua organisasi besar PGRI dan Kwartir Gerakan Pramuka lahir dari Rahim ibu pertiwi dari sebelum kemerdekaan. PGRI lahir dari suatu manifestasi kesadaran pentingnya penyatuan organisasi guru dalam membangun  Kesadaran kebangsaan dan semangat perjuangan dalam perbaikan nasib, kesamaan hak dan posisi dengan Belanda, tetapi telah memuncak menjadi perjuangan nasional dengan teriak "merdeka". tiga tujuan: Pertama Mempertahankan dan menyempurnakan Republik Indonesia., Kedua Mempertinggi tingkat pendidikan dan pengajaran sesuai dengan dasar-dasar kerakyatan., Ketiga. Membela hak dan nasib buruh umumnya, guru pada khususnya.

Kemudian Lahirnya gerakan Pramuka melalui pelibatan unsur gerakan kepanduan yang pada waktu itu berdiri dalam satu ruh untuk mengembangkan persatuan dan mempertahankan kemerdekaan. Kedua organisasi besar yang hingga kini terus bergerak dalam mengembangkan diri dan kreatifitas dalam pergaulan nasional dan internasional.

Kedua organisasi besar yang memiliki legitiamasi dalam mengembangkan karakter Pada tanggal 26 Oktober 2010, Dewan Perwakilan Rakyat mengabsahkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka. Berdasarkan Undang Undang ini, maka Pramuka bukan lagi satu-satunya organisasi yang boleh menyelenggarakan pendidikan kepramukaan, organisasi profesi juga diperbolehkan untuk menyelenggarakan kegiatan kepramukaan. Sedangkan PGRI Dasar Hukum termaktub pada Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994 yang merupakan sebagai tanda penghormatan kepada guru, pemerintah Republik Indonesia dengan, menetapkan hari lahir PGRI pada tanggal 25 November sebagai Hari guru nasional, diperingati setiap tahun.

Pada saat ini perlunya sinergi dan koloborasi karena adanya irisan persamaan dalam perjuangan membangun karakter bangsa melalui jalan pendidikan. Ketika di PGRI dan Kwartir Nasional Gerakan Nasional dalam satu titik pertemuan dalam mengeratkan kompetensi guru dan tenaga kependidkan serta dosen. Hal ini nantinya akan memiliki makna dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Pola pembinaan kepramukaan memiliki kebermaknaan dalam mengyuh rasa dan sikap dalam membina karakter generasi penerus bangsa.

Ketika kita melihat metode Kepramukaan yang merupakan cara belajar interaktif progresif melalui: Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka, Belajar sambil melakukan., Kegiatan berkelompok, bekerja sama, dan berkompetisi., Kegiatan yang menarik, dan menantang., Kegiatan di alam terbuka., Kehadiran orang dewasa yang memberikan bimbingan, dorongan, dan dukungan., Penghargaan berupa tanda kecakapan.,Satuan terpisah antara putra, dan putri.

Pola pengenalan metoda kepramukaan diatas dibutuhkan koloborasi dalam rangka peningkatan kompetensi guru dalam proses pembelajaran. Karena pada dasarnya metode kepramukaan sangat layak diterapkan dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Selaras Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui lembaga UNESCO mencanangkan empat pilar pendidikan baik untuk masa sekarang maupun masa depan, yakni: (1) learning to Know, (2) learning to do (3) learning to be, dan (4) learning to live together. Ada beberapa hal kesmaan seperti Belajar sambil melakukan., Kegiatan berkelompok, bekerja sama, dan berkompetisi., Kegiatan yang menarik, dan menantang., Kegiatan di alam terbuka., Kehadiran orang dewasa yang memberikan bimbingan, dorongan, dan dukungan.

Dalam menghadapi dinamikan pergerakan dan perubahan zaman proses koloborasi dibutuhkan oleh kedua organisasi besar yang sama-sama membina kompetensi dan pengembangan karakter masyarakat Indonesia yakni guru yang cakap dalam membina peserta didik sesuai dengan konstitusi Negara Republik Indonesia.

Dalam mengejawantahan Negara tujuan Republik Indonesia dalam pembukaan UUD 1945 yakni melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia; memajukan kesejahteraan umum; mencerdaskan kehidupan bangsa; dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. 4 tujuan Negara itu perlu adanya sinergi dalam memujutkan cita-cita proklmasi kemerdekaan dengan keterlibatan dua organisasi besar PGRI dan Kwartir Gerakan Pramuka. Ketika bersinergi akan banyak hal yang dapat dilakukan dalam rangka peningkatan kompetensi guru dalam proses pembelajaran di dalam kelas menjadu bermakna

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun