Mohon tunggu...
Indar Cahyanto
Indar Cahyanto Mohon Tunggu... Guru - Belajar

Belajarlah untuk bergerak dan berkemajuan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Memahami Suatu Realitas Kehidupan

23 April 2024   07:54 Diperbarui: 23 April 2024   07:58 543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kehidupan yang kita jalani ibarat suatu roda yang berputar dia akan terus bergerak berdinamika menemukan suatu hal yang dapat membangkitkan suatu asa yang berarti untuk kehidupannya. Proses perputaran itu kadang memberikan suatu kesan yang kurang menyenangkan bagi sebagaian manusia yang menjalaninya.

Realitas kehidupan menuntun kita untuk membangun diri menuju suatu kesempurnaan hidup. Menuju kesempurnaan hidup itu ada fase atau tahap yang harus dilewatinya kadang setiap fase yang kita lewati memiliki aspek tersendiri. Sangat penting bagi kita untuk mensikapi setiap fase dalam turbulensi kehidupan yang kita rasakan.

Realitas kehidupan adalah cermin dari pikiran, kata-kata, dan tindakan kita. Hidup adalah perjalanan yang menuntun kita menuju pengertian yang lebih dalam tentang realitas diri dan dunia. Realitas kehidupan adalah perpaduan antara mimpi dan kenyataan yang membentuk kisah kita. Di dalamnya banyak warna warni yang kadang kita tak dapat memahami terhadap apa yang sudah kita kerjakan. Karena warna itu diri kita sendiri yang mampu menunjukkan dimana keberadaan proses perjalanan hidup.

Ungkapan "realitas sosial" merupakan gabungan dari kata "realitas" dan "sosial". Secara etimologi kedua kata ini berasal dari bahasa Inggris, "reality" yang berarti realitas, kenyataan atau dalam kenyataan dan "social" memiliki arti pertemuan silaturrahmi, ramah tamah, senang sekali bergaul. Menurut Soerjono Soekanto, ilmu-ilmu sosial adalah ilmu yang memilih masyarakat atau kehidupan bersama sebagai objek yang dipelajari. Realitas sosial adalah kenyataan kehidupan sosial masyarakat. Realitas sosial juga merupakan suatu peristiwa yang memang benar terjadi di tengah-tengah masyarakat. Dan manusia dikatakan sebagai makhluk sosial dikarenakan pada diri manusia ada dorongan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain. Ada kebutuhan sosial (social need) dengan orang lain. Manusia memiliki kebutuhan untuk mencari kawan atau teman. Kebutuhan untuk berteman dengan orang lain seringkali didasari atas kesamaan ciri atau kepentingan masing-masing. Misalnya, orang kaya cenderung berteman dengan orang kaya. Orang yang berprofesi sebagai artis, cenderung untuk mencari teman sesama artis. Dengan demikian akan terbentuk kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat yang didasari oleh kesamaan ciri atau kepentingan.

Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial karena beberapa alasan, yaitu: 1. Manusia tunduk pada aturan (norma sosial) yang mereka ciptakan dan sepakati sendiri. 2. Prilaku manusia mengharapkan suatu penilaian dari orang lain, bukan penilaian diri sendiri. 3. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain. 4. Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah kelompok masyarakat. 5. Manusia sebagai makhluk yang berhubungan dengan lingkungan hidup di sekitarnya  

Proses kehidupan yang sudah kita lakukan merupakan hal yang sifatnya suatu keharusan jika ada sesuatu yang ingin berubah dalam fase kehidupan. Perubahan itu sautu fakta yang dapat membangun kesadaran diri secara erat dalam mengembangkan sikap kebaikan. Jika mengacu kepada ajaran Islam, maka dalam beberapa ayat Alquran disebutkan bahwa beragama itu merupakan fitrah manusia. Sebagaimana firman Allah dalam Q.S. Ar- Rum: "Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. Dengan kembali bertaubat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta dirikanlah shalat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah". 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun