Al-Ghazali menggambarkan kedudukan guru agama sebagai berikut:”Makhluk di atas bumi yang paling utama adalah manusia, bagian manusia yang paling utama adalah hatinya. Seorang guru sibuk menyempurnakan, memperbaiki, membersihkan dan mengarahkannya agar dekat kepada Allah azza wajalla. Maka mengajarkan ilmu merupakan ibadahdan merupakan pemenuhan tugas dengan khalifah Allah. Bahkan merupakan tugas kekhalifahan Allah yang paling utama. Al-Gazâlîmenyebut beberapa sifat yang harus dipenuhi guru, yaitu: (a)kasih sayang dan lemah lembut; (b) tidak mengharap upah, pujian, ucapan terima kasih atau balas jasa ; (c) jujur dan terpercaya bagi murid-muridnya; (d) membimbing dengan kasih sayang, tidak dengan marah ; (e) luhur budi dan toleransi; (f) tidak merendahkan ilmu lain di luar spesialisasinya; (g) memperhatikan perbedaan individu; dan (h) konsisten.sumber Silahkan di klik
Untuk menjadi seorang guru memanglah tak mudah harus melalui lika liku pendidikan yang ditempa dalam kawah candradimuka program pendidikan guru itupun harus ditempuh selama 4 tahun pendidikan.di Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan. Kemudian tak mudah juga untuk mengajar dan mendidik peserta didik yang memiliki ragam karakter yang berbeda. Kalau tak bersumber dari dalam jiwa dan hati yang dalam kita tak mungkin menjadi seorang guru.
Saat ini ditengah derasnya gelombang ilmu pengetahuan yang mengglobal masuk ke dalam ruang privat kehadiran seorang guru untuk memberikan nuansa narasi berfikir mengubah cara pandang dan mengubah karakter tak mudah. Menjadi seorang guru hari ini butuh kesabaran tingkat tinggi dalam membimbing, membina mengajar dan mendidik. Kreatifitas dibutuhkan bagi seorang guru saat ini dalam menghadapi para peserta didik yang dihuni mayoritas gen z.
Jika saat ini ada guru penggerak dan bukan penggerak terjadilah proses dikotomi yang semakin lebar dalam proses memajukan pendidikan di Indonesia. Guru penggerak yang merupakan anak mas dari kementrian pendidikan nasional diharapkan mampu menghadirkan nuansa perubahan pengajaran dan mendidik peserta didik di sekolah dimana tempat mereka berada.
Perubahan dalam cara mendidik, membina serta mengajar dari para guru penggerak diharapkan mampu mengubah pola pendekatan giat belajar mengajar. Wajar jika disematkan dalam pundak guru penggerak yang tekah dilatih selama 6 bulan untuk membangun pola berfikir dalam membina generasi bangsa.
Pendidikan Guru Penggerak adalah program pendidikan kepemimpinan bagi guru untuk menjadi pemimpin pembelajaran. Program ini meliputi pelatihan daring, lokakarya, konferensi, dan pendampingan selama 9 bulan bagi calon Guru Penggerak. Selama program, guru tetap menjalankan tugas mengajarnya sebagai guru. Artinya guru ini mampu menghasilkan karya nyata yang mampu mendongkrak posisi prestasi sekolah dalam bidang akademik maupun non akademik. Kemudian mampu memimpin teman-teman guru untuk terus bergerak belajar serta berguna untuk peserta didik.
Akan tetapi keberhasilan yang diharapkan dari program guru penggerak belumlah dirasakan secara menyeluruh untuk kemajuan pendidikan di sekolah. Masih ada sekolah yang ada guru penggerakknya belum menunjukkan perubahan yang signifikant ambil contoh terkait dengan literasi masih terseok-seok untuk bagaimana mengoptimalkan giat literasi. Belum optimalnya pemimpin pembelajaran bagi guru penggerak untuk menggerak literasi sekolah. Walaupun tak semua sekolah yang ada guru penggeraknya mengalami pelambatan dalam program literasi. Ada juga sekolah yang berhasil mengembangkan literasi dengan memperdayakan guru penggerak dengan koloborasi bukan guru penggerak.
Pendidikan dalam Undang-undang NO 20 TAHUN 2003 tentang sistem pendidikan nasional Bab 1 Pasal ayat 1, 2 dan 3 berbunyi 1. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 2. Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. 3. Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Dari undang-undang tersebut harusnya persoalan pendidikan merupakan persoalan bangsa yang tak boleh ada dikotomi dalam membangun program pendidikan.
Hal ini ditegaskan dalam Undang-Undang guru dan dosen yang dimaksud dengan: Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Dan di Pasal 6 dijelaskan Kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Untuk meningkatkan pola penngajaran dan pembinaan kepada peserta didik tak harus dari guru penggerak tapi siapun yang menjadi seorang guru haruslah diberikan lebel sebagai guru penggerak. Semua guru harus siap untuk memberikan yang terbaik bagi peserta didiknya. Dia seorang guru harus mampu memberikan proses perubahan pendidikan.
Setiap guru sejatinya harus menjadi pemimpin atau dirigen dalam setiap pembelajaran baik di kelas maupun diluar kelas. Seorang guru harus mampu menginspirasi setiap peserta didik untuk mencapai sesuatu yang diinginkannya. Dia Ing Ngarso Sung Tulodo artinya nmenjadi seorang pemimpin harus mampu memberikan suri tauladan. Ing Madyo Mbangun Karso, artinya seseorang ditengah kesibukannya harus juga mampu membangkitkan atau menggugah semangat.
Kedudukan guru dalam Islam sangat istimewa. Banyak dalil naqli yang menunjukkan hal tersebut. Misalnya Hadits yang diriwayatkan Abi Umamah berikut “Sesungguhnya Allah, para malaikat, dan semua makhluk yang ada di langit dan dibumi, sampai semut yang ada di liangnya dan juga ikan besar, semuanya bersalawat kepada mu’allimyang mengajarkan kebaikan kepada manusia (HR. Tirmidzi).
Guru dalam perspektif pendidikan Islam biasa dikenal dengan sebutan murabbi, mu’allim, mu’addib, muddaris, dan mursyid. Kelima istilah ini memiliki kedudukan serta perannya masing – masing, yaitu sebagai berikut: a. Murabbi yaitu seseorang yang bertugas membimbing dan mengarahkan anak didik, supaya memiliki keterampilan serta mampu mengatur hasilnya sehingga dapat bermanfaat bagi nusa, bangsa dan agama b. Mu’allim yaitu seseorang yang memiliki berbagai ilmu serta bisa mengajarkan dan dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari, serta mampu menyampaikan berbagai ilmu kepada orang lain (Tamuri & Ajuhary, 2010: 46) c. Mu’addib yaitu seseorang yang mentransfer ilmu serta mengimplementasikan nilai moral dan spiritual kepada peserta didik, supaya berperilaku baik dalam menjalankan kehidupannya dalam rangka membangun peradaban yang lebih baik dimasa depan d. Muddaris yaitu seseorang yang mempunyai ilmu pengetahuan secara komprehensif yang digunakan untuk mengembangkan dan memperbaruhi pengetahuannya secara berkelanjutan serta berusaha untuk mencerdaskan peserta didik dan melatih kemampuan yang sesuai dengan bakatnya masing – masing. e. Mursyid yaitu seseorang yang memiliki sikap dan sopan santun secara baik, sehingga bisa dijadikan sebagai contoh oleh orang lain dan peserta didiknya.sumber Silahkan di klik
Tantangan ke depan menjadi seorang guru tak lah mudah butuh energi dan kesabaran yang besar dalam melayani peserta dengan penuh tanggug jawab. Tak perlu menjadi seorang label guru penggerak yang membuat gerak dan langkah pengabdian menjadi tak bermakna. Ke depan bukan lagi membangun dikotomi guru penggerak dan bukan guru penggerak untuk menjadi pemimpinperubahan dalam mendidik dan mengajarkan ilmu pengetahuan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H