Mohon tunggu...
Indar Cahyanto
Indar Cahyanto Mohon Tunggu... Guru - Belajar

Belajarlah untuk bergerak dan berkemajuan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Memahami Pembelajaran Sejarah dalam Bermain Peran

9 Desember 2023   16:40 Diperbarui: 9 Desember 2023   17:17 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth


Video di atas terkait proses pembelajaran sejarah yang dilakukan peserta didik banyak hal yang dapat kita petik dalam membangun gagasan narasi dalam pembuatan video diatas. Proses keberanian dalam mengemukakan ide perlu diapresiasi namaun setting latar yang perlu dibenahi dalam membangun latar drama yang menjadi bagian proses pembelajaran.

Proses pembelajaran merupakan rangkaian dalam mendapatkan suatu narasi ilmu pengetahuan yang terbangun dalam proses interaksi di dalam suatu ruangan kelas ataupu dan dalam suatu tempat. Proses pembelajaran merupakan suatu skenario dimana peserta didik dapat memahami suatu materi pelajaran dengan berbagai macam ragam metode dan model pembalajaran dalam satu skenario pembelajaran.

Sangat penting dalam membangun narasi gagasan dalam proses pembelajaran jika dibangun suatu narasi yang akan ditampilkan dalam satu skenario pembelajaran yang dapat mendukung peserta didik dapat memahami alur pembelajaran. Sangat penting jika proses pembalajaran diharapkan membangun kesadaran diri dan karakter diri agar nantinya dapat berguna pada masa yang akan datang.

Undang--Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3 yang berbunyi: "Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab."

Pembelajaran abad 21 merupakan suatu peralihan pembelajaran dimana kurikulum yang dikembangkan menuntun sekolah untuk mengubah pendekatan pembelajaran dari teacher centred menjadi student centered. Hal ini sesuai dengan tuntutan masa depan dimana peserta didik harus memiliki kecakapan berpikir dan belajar.Kompetensi tersebut yaitu berpikir kritis (criticial thinking), kreatif dan inovasi (creative and innovative), kemampuan berkomunikasi (communication skill), kemampuan bekerja sama (collaboration) dan kepercayaan diri (confidence).

Tujuan pembelajaran sejarah dalam Kurikulum Merdeka adalah menciptakan dan mengembangkan kesadaran sejarah, pemahaman mengenai diri sendiri dan kolektif sebagai bangsa. Menumbuhkan perasaan bangga, nasionalisme, patriotisme dan nilai-nilai moral serta gotong royong. Mengembangkan pengetahuan mengenai dimensi manusia, ruang, dan waktu. 

Melatih kecakapan berpikir diakronis, sinkronis, kausalitas, kreatif, kritis reflektif dan kontekstual. Melatih keterampilan untuk mencari sumber, kritik, seleksi, analisis dan sintesis sumber, serta penulisan sejarah. Melatih keterampilan mengolah informasi sejarah secara digital dan non digital (Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, 2022: 235-237). 

Dalam membangun proses pembelajaran salah satunya bermain peran sehingga memberikan penguatan kepada peserta didik terkait dengan proses pembelajaran yang dilakukannya.

Menurut Uno (2007), ada tujuh langkah pelaksanaan model pembelajaran role playing, diantaranya yaitu: 1) Menghangatkan suasana dan memotivasi siswa. Pada tahap ini untuk memotivasi siswa agar tertarik pada masalah; 2) Memilih peran. Pada tahap ini guru dan siswa mendiskripsikan berbagai watak atau karakter yang ada, kemudian siswa diberi kesempatan secara sukarela untuk menjadi pemeran; 3) Menyusun tahap peran. 

Pada tahap ini para pemeran menyusun garis besar adegan yang akan dimainkan; 4) Menyiapkan pengamat. Sebaiknya pengamat terlibat dalam cerita sehingga siswa turut mengalami dan menghayati peran yang dimainkan dan aktif mendiskusikannya; 5) Pemeran. Pada tahap ini siswa mulai beraksi secara spontan sesuai dengan peran masing-masing; 6) Diskusi dan evaluasi. Setelah melakukan peran, analisis bermain peran tersebut. Diskusi dapat dimulai dengan melontarkan sebuah pertanyaan, para siswa akan terpancing untuk diskusi; 7) Membagi pengalaman dan mengambil kesimpulan. (sumber Silahkan di klik)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun