Menarik disimak ketika Presiden Joko Widodo mengundang ketiga bakal calon Presiden 2024 dengan menggelar makan siang bersama di meja berbentuk bundar dalam Istana Presiden RI. Ketiga bakal calon presiden 2024 yakni Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto. Nampak ketika prosesi makan bersama rileks dan penuh kekeluargaan di sebuah meja bundar. Serta para bakal calon Presiden menggunakan batik sebagai bagian produk asli bangsa Indonesia.
Ketika suasana tengah memanas dan saling membangun opini sesama partai pendukung bakal calon Presiden. Di tengah media sosial dan media mainstrem berita membangun opini dan saling melempar isu terus berkembang di jagad maya. Saling membangun opini dengan membuka masalah yang tengah menghampirinya.
Gaya bertemu sambil bertemu di meja makan memang sering dilakukan oleh masyarakat dan negara di dunia. Hal ini mengindikasikan proses pertemuan yang lazim dalam membangun komunikasi dan menjalin kebersamaan sehingga akan terjadi pemufakatan secara bersama untuk dilakukan.
Dalam kaitan konflik proses makan bersama sering dilakukan untuk mendamaikan orang yang saling berselisih untuk saling kembali berkomunikasi. Jamuan makan siang yang dilakukan oleh Presiden mengingat tensi konflik menjelang Pemilu yang sangat tingga dalam pusaran demokrasi di Indonesia.
Makan bersama adalah jembatan yang menghubungkan hati, merajut keterhubungan sosial, dan memperkuat ikatan kebersamaan. Proses aktivitas yang tak hanya sekadar memenuhi kebutuhan fisik, juga mengandung kebutuhan rohani mengeratkan suasana batin. Kemudian memiliki makna filosofis yang mendalam dalam banyak budaya dan tradisi dalam kehidupan manusia terutama di Indonesia. Bersantap makanan bersama menjadi sarana dalam meningkatkan komunikasi anggota satu sama lain. Percakapan di meja makan dapat membangun hubungan yang baik dan menciptakan adanya keterbukaan.
Wahana keterbukaan terkait Presiden untuk menjadi jembatan untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Merajut keutuhan bangsa yang menjadi proses sinergi dengan komponen masyarakat harus diwujudkan secara bersama-sama. Diharapkan Presiden harus netral dalam mengambil perannya di ranah pemilihan presiden.
Tradisi makan bersama dengan banyak tangan dalam satu piring besar ini sesungguhnya merupakan ajaran Rasulullah. Dalam sebuah hadits yang datang dari sahabat Wahsyi bin Harb dan diriwayatkan oleh Abu Dawud disebutkan: Bahwasannya para sahabat bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, "(Mengapa) kita makan tetapi tidak kenyang?" Rasulullah balik bertanya, "Apakah kalian makan sendiri-sendiri?" Mereka menjawab, "Ya (kami makan sendiri-sendiri)". Rasulullah pun menjawab, "Makanlah kalian bersama-sama dan bacalah basmalah, maka Allah akan memberikan berkah kepada kalian semua." (HR. Abu Dawud).
Unsur makan bersama jika diisyratkan mengandung keberkahan bagi yang membersamainya. Menurut bahasa, berkah --berasal dari bahasa Arab: barokah (), artinya nikmat (Kamus Al-Munawwir, 1997:78). Istilah lain berkah dalam bahasa Arab adalah mubarak dan tabaruk. Sementara Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:179), berkah adalah "karunia Tuhan yang mendatangkan kebaikan bagi kehidupan manusia" . Para ulama juga menjelaskan makna berkah sebagai segala sesuatu yang banyak dan melimpah, mencakup berkah-berkah material dan spiritual, seperti keamanan, ketenangan, kesehatan, harta, anak, dan usia. sumber Silahkan di klik
Secara umum, praktik yang menjadi tradisi ini menandai adanya keunikan dalam setiap kebudayaan manusia, yakni bahwa nenek moyang manusia menunjukkan ekspresi nilai sosial (keramahtamahan, berbagi, bertukar, bernegosiasi, dll.) sebagai penanda kemanusiaan dan peradabannya mulai dari tingkat keluarga batih sampai dengan tingkat negara dan masyarakat global . Tradisi makan bersama masyarakat Indonesia antara lain adalah Makan Basamo, Bancakan, Megibung, Makan Patita dll.sumber Silahkan di klik
Praktik baik makan bersama yang sudah menjadi bagian dari tradisi dan adat istiadat tetap dilestarikan oleh Presiden Joko Widodo. Ranah persoalan politik sedikit mencair sehingga suasana kebatinan kebangsaan dapat terwujud kembali. Sandaran peristiwa beberapa tahun belakangan ini yang sudah menjadi fakta sejarah dari 1o tahun terakhir yang diwarnai konflik secara horizontal dan menjadi diorama dalam perdebatan dalam media sosial timbul istilah cebong dan kampret.
Nilai-nilai dasar dapat kita ambil dari kegiatan makan siang di Istana negara oleh 4 negarawan putra terbaik bangsa menjelang pesta demokrasi ada kesan kata diplomasi untuk persatuan nasional yang dibicarakan di makan siang tersebut. Adanya asumsi diplomasi yang dilakukan adalah untuk pengamanan kepentingan nasional dalam konteks NKRI, sehingga ada hal yang baik dan efektif untuk menjamin keuntungan dan keberlanjutan pembangunan nasiona serta kepentingan yang utama pemeliharaan perdamaian dan kesejahteraan rakyat Indonesia. Hal ini sangat penting dan sangat erat dengan tujuan negara yang termaktub dalam pembukaan UUD 1945.