Mohon tunggu...
Indar Cahyanto
Indar Cahyanto Mohon Tunggu... Guru - Belajar

Belajarlah untuk bergerak dan berkemajuan

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pembelajaran Sejarah dalam Profil Pelajar Pancasila

12 Oktober 2023   23:23 Diperbarui: 12 Oktober 2023   23:27 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pendidikan merupakan seperangkat alat untuk membentuk karakter dan membangun paradigma proses berfikir. Di dalam proses mendidik diajarkan nilai dan norma yang terkandung di dalam kehidupan masyarakat. Proses mendidik dilalui melalui tahapan sosialisasi penanaman nilai norma yang hidup berkembang di masyarakat.

Di dalam membangun karakter nasionalisme pembelajaran sejarah hadir memberikan pencerahan kepada generasi penerus bangsa untuk tidak lupa kepada akar perjuangan bangsa Indonesia. Proses pembelajaran sejarah dalam menentukan gerak kemajuan peradaban suatu bangsa harus dihadirkan dalam suasana ikatan kebatinan dalam membangun karakter kebangsaan dan membangun pondasi berfikir yang memahami nilai-nilai kebhinekaan tunggal ika.

Sekolah yang menyenangkan melalui program ramah anak, adiwiyata, salah satu bagian koloborasi dalam membangun profil pelajar pancasila. Pembelajaran pengalaman merupakan yang sangat penting dalam mengajarkan sejarah kepada peserta didik. Pengalaman seorang peserta didik menjadi tokoh tokoh Muhammad Hatta, menjadi teks proklamasi sesuai karakter Bung Karno. Mendorong aktifitas peserta didik dengan memanfaatkan sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah.

Membangun komunikasi dua arah dalam mengajarkan sejarah dalam membangun berfikir kritis peserta didik. Komunikasi pembelajaran yang dimulai dengan suasana senang dan menyengkan dengan menyapa, melakukan ice briking, Diskui bersama diharapkan menyentuh kualitas hasil pembelajaran. Diberikan pertanyaan pemantik terkait materi yang sedang diajarkan berupa gambar, video, ataupun tulisan. Hal itu perlu melalui pendekatan saintifik (Saintific Approach) dalam pratik mengajar didalam kelas, yaitu 5 M (Mengamati, Menanya, Mengumpulkan Informasi, Mengolah Informasi dan Mengkomunikasikan). 

Mendekatkan pembelajaran sejarah dengan penanaman nilai dan norma yang terkandung di dalam masyarakat merupakan salah satu refleksi pengamalan nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila. Dalam proses pembelajaran pemahaman nilai-nilai Pancasila terdapat Profil Pelajar Pancasila yang diterapkan telah dijabarkan ke dalam enam dimensi yaitu: (1) beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia; (2) mandiri; (3) bergotong-royong; (4) berkebinekaan global; (5) bernalar kritis; dan (6) kreatif. 

Di dalam rangka upaya proses pembelajaran profil pelajar Pancasila perlu dipahami suatu bersamaan dengan perkembangan teknologi yang mengharuskan adanya pola fikir terbuka, kompetensi berfikir abad ke 21 yakni berfikir kritis, koloborasi, komunikasi dan kreatif, karakter moral dan etos kerja. Ketiga proses itu diperlihatkan dalam pola pembelajaran sejarah dengan penanaman nilai karakter profil pelajar pancasila.

Kemampuan utama pada pendidikan 4.0, adalah berkomunikasi, berkolaborasi, berpikir kritis serta berpikir kreatif. Menurut Muhammad Nurizal, dosen Universitas Gadjah Mada (UGM)/ pendiri Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM), kompetensi pengetahuan yang dibutuhkan di era Revolusi Industri hanya 10%. Yang terbesar adalah kompetensi memecahkan persoalan nyata yang kompleks (36%), kompetensi social skill seperti kemampuan berkomunikasi, berkolaborasi, bekerja sama, dan lainnya Review: Integrasi media pembelajaran pada kurikulum merdeka...3 (16%), kemampuan berpikir logic atau critical thinking atau berpikir kritis (17%), dan me-monitoring diri sendiri dan membuat keputusan-keputusan sendiri secara efisien dan efektif (17%).https://jurnal.lp2msasbabel.ac.id/index.php/edu/article/view/2468/1005

Menerapkan pembelajaran yang tepat melalui upaya proses pemanfaatan metode, strategi dan model pembelajaran. Pemanfaatan proses stretegi pembelajaran dikelas akan menimbulkan harmoni keberagaman dan kebermaknaan dalam pembelajaran. Pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan  yang  direncanakan  untuk  memungkinkan terjadinya  proses  guru  mengajar  dan  belajar  pada  peserta  didik.  Artinya  pembelajaran  sebagai  proses  harus dirancang,  dikembangkan  dan dikelola  secara  kreatif  dan  dinamis  dengan  menerapkan  beberapa  pendekatan untuk  menciptakan  proses  pembelajaran  yang  kondusif  bagi  peserta  didik. Proses pembelajaran dilalui melalui gerakan sekolah menyenangkan  dalam  rangka  menciptakan  iklim  sekolah dan kondusivitas belajar peserta didik antara  lain:  1)  Penciptaan  Lingkungan Positif  ,  2)  Pendidikan  Karakter,  3)  Pembelajaran  yang  berbasis projectdan problem  solving,  4) School Conectednes. 

Serangkain model pembelajaran sejarah dalam profil pelajar pancasila dilakukan dengan cara pertama penciptaan lingkungan yang positif. Guru membangun kebiasaan positif dalam proses pembelajaran sejarah dengan melalui menyanyikan lagu Indonesia Raya, mengubah denah tempat duduk, menerapakn keputusan bersama dalam bersama melalui kontrak belajar. Kemudian pelibatan peserta didik dalam membangun koloborasi dan kepercayaan dalam mengatur kehidupan suasana kelas selama pembelajaran. Keakraban guru dengan peserta didik merupakan salah satu hal yang harus dihadirkan didalam kelas membangun kebiasaan postif. untuk menciptakan suasana nyaman di kelas, jika ada keakraban maka suasana belajar akan lebih rileks dan peserta didik akan lebih mudah menangkap pelajaran dan peserta didik tidak akan ragu untuk mengajukan pertanyaan. 

Kedua pendidikan karakter  Karakter adalah sesuatu yang sangat penting dalam pengembangan kualitas manusia maka karakter mempunyai makna sebuah nilai yang mendasar untuk mempengaruhi segenap pikiran, tindakan dan perbuatan setiap insan manusia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Penguatan karakter dalam pembelajaran melalui pembiasan koloborasi dan tanggung jawab dalam kegiatan belajar mengajar. Kemudian model pembelajaran bisa diseleraskan dengan menggunakan model pembelajaran bermain peran,membuat biografi tokoh sejarah dan lain sebagainya.

Ketiga pembelajaran berbasis project dan problem solving. Mengutamakan model pembelajaran yang mendorong siswa bereksplorasi, berkreasi, dan berpikir kritis. Termasuk membuat hiasan-hiasan dingding bersama peserta didik, membuat video pendek tentang film dokumentar tema sejarah, membuat projek yang hasilnya diletakan dipojok-pojok kelas pojok sekolah sehingga dapat membangun literasi-literasi peserta didik. Membaca naskah atau buku atau tulisan yang mengandung unsur sejarah.Liriterasi sangat penting dalam membuka cakrawala berfikikir

Keempat School Conectednes Mendorong pelibatan semua pihak terutama wali murid dan masyarakat dalam menyukseskan proses pendidikan terutama disekolah. Orangtua perlu dilibatkan dalam mendukung program pembelajaran dan pembinaan sekolah. Sekolah merupakan mitra masyarakat dan orangtua yang perlu diajak kerjasama dalam membangun karakter peserta didik.

Membangun karakter melalui profil pelajar pancasila menjadi benang merah dalm membangun konklusi berfikir peserta didik.  Menggunakan semua metode pembelajaran mulai dari ceramah, diskusi, tanya jawab dengan muatan keaktian peserta didik dan berpusat kepada peserta didik. Menurut Hasan (dalam Sariyatun, 2019:18-27) untuk jenjang sekolah menengah, pembelajaran sejarah mempunyai tujuh tujuan utama, yaitu: 1)memperdalam dan memperkaya kajian mendalam tentang peristiwa terpilih dalam sejarah lokal dan nasional; 2)pengembangan keterampilan kritis dan keterampilan kreatif; 3)meningkatkan sensivitas sosial dan nasionalisme; 4)memupuk daya kritis, inspiratif dan aspiratif; 5)pengembangan karakter leadership; 6)meningkatkan kemampuan untuk berdialektika dengan informasi; dan 7)komunikasi. Menurut penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa secara filosofis sejarah dapat berfokus pada keterampilan abad ke-21. Dengan demikian, pendidikan sejarah dapat dikatakan berperan penting dalam pengembangan keterampilan abad ke-21. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun