Mohon tunggu...
Indar Cahyanto
Indar Cahyanto Mohon Tunggu... Guru - Belajar

Belajarlah untuk bergerak dan berkemajuan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pembelajaran Aktivitas Fisik Anak

8 Oktober 2023   00:23 Diperbarui: 8 Oktober 2023   00:27 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pada masa saya masih bersekolah ada salah satu kalimat "Mens sana in corpore sano". Kalimat ini memiliki filosofi bagaimana kesehatan dan pertumbuhan perkembangan anak perlu menjadi perhatian untuk semua kalangan. Apakah kalimat itu masih relavan lagi pada masa kini ketika kondisi zaman sudah berubah.

Semboyan Mensana in corpore sano  adalah sebuah kalimat dalam bahasa Latin yang artinya di dalam tubuh yang sehat, terdapat jiwa yang kuat, telah menjadi suatu keutuhan jiwa dan raga, tidak lagi hanya sebatas semboyan. Tapi harus diimplementasikan dalam kegiatan dan gerak sehari-hari peserta didik.

Anda harus berdoa untuk pikiran yang sehat dalam tubuh yang sehat. Mintalah hati yang tegar yang tidak takut akan kematian, dan menganggap panjang hari sebagai anugerah Alam yang paling kecil yang mampu menanggung segala jenis jerih payah, yang tidak mengenal murka atau keinginan dan menganggap kesengsaraan dan kerja keras Hercules lebih baik daripada cinta dan kasih sayang. jamuan makan dan bantal berbulu halus Sardanapalus . Apa yang saya berikan kepada Anda, dapat Anda berikan kepada diri Anda sendiri; Tentu saja, satu-satunya jalan menuju kehidupan yang damai adalah kebajikan. https://en.wikipedia.org/wiki/Mens_sana_in_corpore_sano

Tentunya ketika peradaban pada saat ini telah berubah dengan polarisasi kehidupan ynag serba teknologi informasi tersaji setiap ruang dan waktu kehidupan peserta didik. Persoalan yang sangat menonjol adalah penggunaan gatget yang berlebihan dengan bermain games online. Hal demikian  membuat anak semakin pasif, males bergerak, dan memiliki gaya hidup yang tidak aktif (sedentary lifestyle). Kecenderungan ini akan mengalami obesitas dan meningkatkan resiko kegemukan yang membuat jumlah kalori yang masuk melebihi jumlah kalori yang terbakar sehingga kalori tersebut menumpuk menjadi jaringan lemak di dalam tubuh dan menyebabkan obesitas.

Dalam buku petunjuk teknis gerakan aktivitas anak dari Kemenkes menjelaskan bahwa Global School Health Survey (GSHS) tahun 2015 menunjukkan persentase pelajar yang melakukan aktivitas fisik minimal 60 menit setiap hari hanya 12,23%, sedangkan pelajar di Indonesia yang dalam 7 hari terakhir pergi ke sekolah dengan berjalan kaki atau naik sepeda dari atau menuju sekolah 20,18%, dan yang tidak melakukan aktivitas fisik dari dan menuju ke sekolah 57,63%. Data Riskesdas 2018 menyatakan bahwa prevalensi tertinggi kurang aktivitas fisik pada kelompok anak usia 10-14 tahun sebesar 64,4%, diikuti dengan kelompok usia 15-19 tahun sebesar 49,6%. Data ini selaras dengan data Sistem Informasi Kebugaran Jasmani (SIPGAR) Kementerian Kesehatan tahun 2022 yang menyebutkan bahwa 7 dari 10 anak usia sekolah memiliki tingkat kebugaran kurang dan kurang sekali. Ketidakaktifan fisik pada usia anak sangat berpengaruh dalam kemampuan gerak dan kebiasaan beraktivitas fisik di kemudian hari yang dapat meningkatkan prevalensi obesitas dan mempengaruhi kesehatan, kebugaran, serta produktivitas.

Kemudian agar ruang kelas tercipta pembelajaran yang variatif,kreatif dan inovatif maka gerak aktivitas fisik anak perlu diperhatikan. Kadang sangat sedih apabila menemukan peserta didik masih pagi sudah selonjoran di ubin kelas, dagunya sudah ditundukkan diatas meja belajar untuk tidur. Karena secara tidur pun kebanyakan mereka juga tidak maksimal akibat bermain games sampai tengah malam.

Selaras dengan semboyan diatas perlunya upaya peningkatan aktivitas fisik peserta didik melalui berbagai macam aktivitas pembelajaran mulai dari ko kurikuler intra kurikuler maupun ekstra kurikuler dengan memanfaatkan sarana prasarana yang terdapat di sekolah. Bisa juga melalui pembiasaan di rumahnya masing-masing dengan yang di lakukan secara bersama oleh keluarga

Implementasi gerak aktivitas fisik anak merupakan bagian dari kampanye gerakan masyarakat hidup sehat yang dinyatakan melalui program pembelajaran. Membiasakan untuk anak gerak fisk anak dibutuhkan peran orangtua dirumah seperti mencuci piring, mengepel rumah, membersihkan rumah. Kemudian olahraga bersama dengan orangtua  seprti berjalan kaki, melakukan peregangan otot.

Agar pelaksanaan ini berjalan dengan baik maka perlu penekanan program kegiatan sekolah yang dapat menunjang implementasi aktivitas fisik peserta didik. Terutama program kolaboratif yang sudah ada seperti Sekolah Ramah Anak, Sekolah Adiwiyata, Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila, Kepramukaan dan lain sebagainya. Dapat juga dilakukan pada saat pembelajaran di dalam kelas yang mengajak peserta didik untuk melakukan ice breaking permainan kelompok, menaikan dan menurun bangku, piket dan lain sebagainya.

Kebugaran menjadi kunci peserta didik dapat optimal dalam belajar di dalam kelas dan dalam aktivitas sehari-hari. Dengan tampil bugar maka peserta didik dapat berfikir secara jernih dan dapat membangun imajinasi serta kemampuan narasinya pada saat belajar. Proses implementasi perlu digerakkan oleh seluruh kalangan agar Semboyan Mensana in corpore sano  tidak berhenti ditengah jalan.

Tubuh dan jiwa, fisik dan psikologis memiliki hubungan yang saling terkait satu sama lain. Pikiran yang tidak rasional, akan berdampak pada kondisi emosi yang tidak stabil, yang pada akhirnya menjadikan individu bertindak negatif terhadap situasi yang dihadapinya. Perilaku negatif tersebut dapat memicu munculnya gejala-gejala yang mengarah pada kondisi fisik yang tidak sehat, dan demikian juga sebaliknya. Sehingga kan tercipta pola kekerasan pada anak dan ketidaksbilan emosional yang terdapat dalam pribadi anak.

Kemampuan gerak dasar dibagi menjadi tiga kategori yaitu Locomotor, Non locomotor, manipulatif. Kemampuan locomotor digunakan untuk memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat lain atau untuk mengangkat tubuh ke atas seperti lompat dan loncat, berjalan, berlari, skipping, melompat, meluncur, dan lari seperti kuda berlari. Kemampuan non locomotor dilakukan di tempat, tanpa ada ruang gerak yang memadai. Kemampuan non locomotor terdiri dari menekuk dan meregang, mendorong dan menarik, mengangkat dan menurunkan, melipat dan memutar, mengocok, melingkar, melambungkan dan lain- lain. Kemampuan manipulatif dikembangkan ketika anak tengah menguasai macam-macam obyek. Kemampuan manipulatif lebih banyak melibatkan tangan dan kaki, tetapi bagian lain dari tubuh kita juga dapat digunakan.  https://www.neliti.com/publications/296906/konsep-gerak-dasar-untuk-anak-usia-dini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun