Secara umum media pembelajaran memiliki peran sebagai berikut: 1. Memperjelas penyajian pesan pembelajaran agar tidak terlalu bersifat verbal. 2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra. 3. Penggunaan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif peserta didik. 4. Menjadikan pengalaman manusia dari abstrak menjadi konkret. 5. Memberikan stimulus dan rangsangan kepada peserta didik untuk belajar secara aktif. 6. Dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar . https://jonedu.org/index.php/joe/article/download/2746/2333/
Sebelum memulai proses pembelajaran melalui film dokumenter guru harus menyiapkan sarana terlebih dahulu serta menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran. Adanya persiapan dapat memudahkan guru untuk memberikan pembelajaran yang bermakna untuk peserta didik. Kemudian media filmnya pun dapat kita pilih dan pilah terlebih dahulu sebelum diberikan kepada peserta didik. Sehingga kita dapat lebih mudah untuk menjelaskan film dokumenter tersebut dengan materi pembelajaran yang diberikan.
Persiapan penggunaan media dokumenter yang diterapkan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran antara lainmemasukkan media dokumenter ke dalam RPP. Adapun langkah-langkah dalam penggunaan media film dokumenter : a. Mempersiapakan perangkat yang dibutuhkan seperti laptop, speaker, dan proyektor. b. Memulai Pembelajaran dengan berdoa setelah itu melakukan absensi. c. Memperjelas Sub objek yang dibahas adalah tujuan pembelajaran dan manfaat yang akan dipelajari. d. Menayangkan film dan mengkondisikan peserta didik agar fokus saat film ditayangkan. Guru menambahkan penjelasan singkat tentang materi pembelajaran yang dibahas. e. Guru menambahkan penjelasan singkat tentang materi pembelajaran yang dibahas. f. Guru Berikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya tentang bagian-bagian materi yang tidak mereka pahami. g. Guru mengarahkan peserta didik untuk menyimpulkan dari hasil belajar mengenai film dokumenter
Proses pembelajaran sejarah dengan menggunakan media film dokumenter guru dapat menjelaskan bahwa media film dokumenter merupakan sumber sekunder dalam kajian ilmu sejarah.
Film Dokumenter sering dianggap sebagai rekaman dari aktualitas potongan rekaman sewaktu kejadian sebenarnya berlangsung, saat orang yang terlibat di dalamnya berbicara, kehidupan nyata seperti apa adanya, spontan, dan tanpa media perantara Tujuan penggunaan film dokumenter dalam pembelajaran sejarah yaitu peserta didik dapat memahami kejadian yang sudah terjadi pada masa lampau mengenai perjalanan sebuah bangsa. Sehingga dapat menumbuh kembangkan rasa cinta tanah air, kepedulian, untuk menemukan identitas suatu bangsa, untuk menemukan kebenaran tentang masa lalu.
Kegiatan Pembelajaran dengan Pemanfaatan film dokumenter diharapkan tidak terlihat membosankan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar. Apalagi dalam kurikulum merdeka guru dapat mengoptimalkan sumber belajar yang tersedia dan memanfaatkan media pembelajaran yang dirancang. Kemudian metode pembelajaran yang dikembangkan dapat bervariasi memudahkan peserta didik dalam memahami materi pembelajaran.
Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap peserta didik. Media pembelajaran juga membantu peserta didik meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi.
Menyajikan pembelajaran yang bermakna dari guru kepada peserta didik butuh proses dalam membangun faktor interaksi yang baik. Ketika telah terjalin interaksi yang baik maka akan terbangun kontak dan komunikasi dilandasi dengan kesadaran tanpa paksaan. Pemanfaatan media pembelajaran dengan film dokumenter merupakan salah satu strategi motode pembelajaran. Penerapan strategi pembelajaran yang berbeda dan menyenangkan diharapkan peserta didik memiliki kemampuan berkomunikasi, berkolaborasi, berpikir kritis serta berpikir kreatif.
Kemampuan utama pada pendidikan 4.0, adalah berkomunikasi, berkolaborasi, berpikir kritis serta berpikir kreatif. Menurut Muhammad Nurizal, dosen Universitas Gadjah Mada (UGM)/ pendiri Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM), kompetensi pengetahuan yang dibutuhkan di era Revolusi Industri hanya 10%. Yang terbesar adalah kompetensi memecahkan persoalan nyata yang kompleks (36%), kompetensi social skill seperti kemampuan berkomunikasi, berkolaborasi, bekerja sama, dan lainnya. (16%), kemampuan berpikir logic atau critical thinking atau berpikir kritis (17%), dan memonitoring diri sendiri dan membuat keputusan-keputusan sendiri secara efisien dan efektif (17%). https://jurnal.umt.ac.id/index.php/JKIP/article/download/5396/2850
Pendidikan merupakan proses sosialisasi pembelajaran penanaman pengetahuan dan karakter kepada anak atau peserta didik. Kegiatan belajar mengajar harus dibuat proses menyenangkan sebagai taman bermain dan belajar seorang anak dalam menemukan kebermaknaan dalam hidupnya kelak dikemudian hari Sehingga dalam proses belajar akan diharapkan (1) adanya perubahan perilaku akibat adanya pendidikan dan latihan serta pengalaman, (2) adanya pendidikan dan latihan, (3) adanya pengalaman belajar merupakan aktivitas mental intelektual yang bersifat internal Aktivitas belajar aktualisasinya adalah proses beroperasinya mental-intelektual anak.
Kemudahan teknologi mendorong guru untuk berinovasi, bergerak, dan belajar mengingat hakikat belajar sepanjang hayat. Tak ada guru yang boleh terdiam dalam mengajarkan ilmu pengetahuan yang berkembang pesat seperti saat ini.
Guru yang dapat menggerakkan unit satuan pendidikan secara holistik dan kolaborasi dalam menunjang keberhasilan satuan pendidikan. Ide dan gagasan sangat penting dalam mengembangkan kurikulum yang ada di sekolah. Guru harus menjadi mesin penggerak dari seluruh sistem yang ada disekolah dan guru harus menjadi manusia pembelajar agar memberikan contoh teladan yang baik.