Hampir setiap sore saya naik transjakarta setelah pulang ngajar dari SMAN 25 Jakarta. Naik bus Transjakarta merupakan pilihan buat saya untuk mengantar pulang ke rumah setelah selesai mengajar. Untuk saat ini moda transportasi umum yang dapat saya tumpangi transjakarta. Memang ada commuter line dan MRT tapi kedua moda itu aksesnya untuk ke rumah membutuhkan waktu dan letak stasiun terlalu jauh.
Saat ini pelayanan transjakarta sudah berkembang dan sangat bagus. Suasana di halte pun juga ada perubahan terutama halte yang sudah di renovasi. Di halte sudah tersedia toilet,musholla, pengumaman dan suasanya cukup bersih. Kenyamanan penumpang menjadi sesuatu yang diutamakan oleh pengelola transjakarta.
Begitu juga suasana dalam bus transjakarta yang nyaman dengan pendingin udaranya yang cukup sejuk. Namun ketika jam sibuk suasana bus transjakarta nampak penuh dengan penumpang terutama pada pagi ketika berangkat kerja dan sore ketika kembali kerja. Di dalam bus terkadang penuh dengan para penumpang.
Terkadang menunggu bus transjakarta yang sangat lama melebihi estimasi waktu yang ada. Karena kemungkinan suasana perjalanan pada jam sibuk yang memang padat dan terhambat macet pada saat lampu merah. Tapi paling tidak saya sudah berperan untuk bagaimana menggunakan bus transjakarta untuk mengurangi kemacetan di Ibukota Jakarta.
Dalam catatan wikipedia Transjakarta adalah sistem transportasi Bus Rapid Transit (BRT) pertama di Asia Tenggara dan Selatan, yang beroperasi sejak tahun 2004 di Jakarta, Indonesia. Sistem ini didesain berdasarkan sistem TransMilenio di Bogota, Kolombia. Transjakarta dirancang sebagai moda transportasi massal pendukung aktivitas ibu kota yang sangat padat. Transjakarta merupakan sistem BRT dengan jalur lintasan terpanjang di dunia (230,9 km), serta memiliki 243 halte yang tersebar dalam 13 koridor (rute utama), yang awalnya beroperasi dari 05.00--22.00 WIB, dan kini beroperasi 24 jam di seluruh koridornya
Kemudian untuk mendukung adanya operasional transjakarta maka dilakukan upaya untuk meremajakan metromini,kopaja, dan angkutan kota untuk ikut kerjasama dengan transjakarta. Hal ini terkait banyak insiden kecelakaan yang dilakukan oleh kopaja, metromini dan angkutan kota yang mengemudikan kendaraannya secara ugal-ugalan. Tingkat kenyamanan berkendraan umum menjadi terasa tidak nyaman karena keberadaan busnya yang tidak terawat.
Kemudian berkembanglah yang istilah baru yang diluncurkan pada masa Gubernur Anies dan Sandi yaitu program Jaklingko. JakLingko bermula dari OK Otrip, program transportasi satu harga untuk satu kali perjalanan yang diluncurkan oleh Transjakarta hasil karya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di bawah pemerintahan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno. Program ini memungkinkan penumpang membayar hanya satu kali bayar sebesar Rp 5.000 (atau Rp 3.500 selama masa ujicoba) untuk kemudian menggunakan berbagai layanan bus kecil hingga Transjakarta selama 3 jam. Program ini dianggap akan menurunkan biaya transportasi warga sebanyak 30 persen https://id.wikipedia.org/wiki/Jak_Lingko
Adanya jaklingko menambah suasana perjalanan di Ibukota menjadi menyambung menjadi satu kesatuan dalm penanganan masalah transportasi dan mengurai kemacetan di Jakarta yang cukup luar biasa terutama dalam jam sibuk pagi dan sore. Menata transportasi umum merupakan upaya solusi mengurangi kemacetan. Masyarakat yang memiliki mobil dan kendaraan lebih dari satu dapat beralih menggunakan transjakarta ataupun trasnportasi umum lainnya yang sudah terintegrasi dengan transjakarta.
Langkah-langkah upaya perbaikan dalam pelayanan terus diwujudkan oleh pemerintah povinsi DKI Jakarta bekerjasama dengan pemerintah Pusat. Terbangunnya MRT dan LRT ke depan dapat mengurai lebih banyak kemacetan yang terjadi. Masyarakat mau menggunakan moda transportasi umum dalam beraktifitas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H