Di tengah riuhnya aktivitas pagi di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantar Gebang, seorang pemuda terlihat sibuk memilah sampah plastik. Dialah Ijal (20), seorang pemulung yang pantang menyerah dalam meraih cita-citanya.
Ijal adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Kehidupannya jauh dari kata mudah. Sejak kecil, ia sudah membantu ibunya yang bekerja sebagai pemulung untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Namun, semangat belajar Ijal tak pernah surut meski lingkungan tempat tinggalnya penuh keterbatasan.
"Setiap kali lelah memulung, saya ingat pesan ibu: pendidikan adalah jalan keluar dari kemiskinan," ungkap Ijal, dengan senyum penuh harapan.
Perjuangan Tak Kenal Lelah
Setelah lulus SMA, Ijal bertekad melanjutkan kuliah meski tahu biaya menjadi tantangan besar. Ia mendaftar program beasiswa dan diterima di jurusan Teknik Lingkungan. Untuk menopang hidupnya di Jakarta, Ijal tetap bekerja sebagai pemulung setiap akhir pekan.
"Saya sadar, pendidikan saya dibiayai oleh banyak orang yang percaya pada mimpi saya. Itu sebabnya, saya harus bekerja keras untuk membuktikan mereka tidak salah memilih saya," kata Ijal.
Inspirasi Bagi Banyak Orang
Kisah Ijal mulai viral di media sosial setelah seorang mahasiswa mengunggah video tentang kesehariannya. Banyak netizen yang terinspirasi oleh tekad dan kerja kerasnya.
"Saya tidak pernah menyangka cerita saya bisa menyentuh hati banyak orang. Jika ada yang terinspirasi untuk tidak menyerah, itu adalah bonus," ujar Ijal.
Harapan Masa Depan
Ijal berharap dapat berkontribusi di bidang pengelolaan sampah di Indonesia setelah lulus. Baginya, pengalaman sebagai pemulung menjadi bekal berharga untuk memahami permasalahan lingkungan dari akar hingga solusi.