Mohon tunggu...
indana zulfa
indana zulfa Mohon Tunggu... -

mahasiswi psikologi UIN MALIKI MALANG

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Cara Memahami Dunia

25 September 2014   03:56 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:37 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Otak kita bekerja layaknya mesin komputer, ketika kita tidur kita telah mematikan komputer otak kita, dan ketika kita bangun secara otomatis komputer otak kita akan menyala. Lalu semua tindakan yang kita lakukan setelah kita bangun akan mengaktifkan sub-sub sensorik pada otak komputer kita.

Hal yang telah disebutkan di atas merupakan aktivitas-aktivitas yang memberi alasan terciptanya istilah Otak Komputasional. Karena memang otak kita bekerja nyaris persis dengan kerja mesin komputer.

Sistem saraf perifer dan otak manusia pada dasarnya bekerja untuk mempersepsi dan memikirkan, kedua aktivitas tersebut merupakan proses menerima informasi dan memahami informasi tersebut. Untuk melihat dan memahami dunia jalur pertama yang harus dilalui adalah saraf sensori yang terdiri dari lima macam indera, yaitu indera penglihatan, indera pendengaran, indera perasa, indera peraba, dan indera penciuman.

Kemudian semua hal yang ditangkap oleh saraf sensori akan diproses dan disimpan. Konsep otak komputasional juga didasarkan pada ide bahwa pikiran adalah segala hal yang dilakukan otak. Misalnya saja ketika kita sedang memikirkan suatu tugas kuliah, kita sedang melakukan kognisi tingkat tinggi yang merupakan suatu jenis komputasi.

Seperti yang kita tahu bahwa psikologi kognitif membahas masalah dunia fisik dan dunia mental. Penghubung di antara kedua dunia tersebut adalah sistem sensorik. Sensasi merupakan pendeteksian dini terhadap energi dari dunia fisik, pada sensasi hal-hal yang dibutuhkan adalah adanya stimulus dan struktur sertas mekanisme sensorik. Sedangkan persepsi merupakan interpretasi dari hal-hal yang telah kita indera untuk memperoleh pemahaman. Persepsi melibatkan kognisi tingkat tinggi. Dalam memahami suatu informasi, persepsi dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti budaya, pengharapan, orang yang sedang bersama kita, dan juga pengetahuan-pengetahuan dan pengalaman yang kita punyai sebelumnya.

Sebenarnya semua indera yang kita miliki memiliki fungsi dan peran masing-masing, namun indera yang memiliki peran paling penting dalam mendapatkan informasi bagi otak adalah indera penglihatan. Penglihatan itu sendiri merupakan pendeteksian sebuah bagian kecil gelombang elektromagnetik yang disebut cahaya. Dengan adanya proses sensasi dan persepsi manusia tidak perlu susah untuk menyimpan semua hal yang dilihat, karena otak akan menyimpannya dalam bentuk abstrak, tidak dalam wujud yang sebenarnya.

Seringkali antara sensasi dan persepsi memiliki perbedaan, atau antara apa yang kita persepsi tidak sama dengan kenyataan yang sesungguhnya, hal ini disebut dengan ilusi persepsi. Jd dapat kita simpulkan mengapa setiap orang dapat menghasilkan pemikiran yang berbeda-beda pada pemberian stimulus yang sama, karena pengolahan informasi tersebut bergantung pada struktur saraf sensorik dan struktur otak, dan dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman masing-masing individu yang tentu saja sangat berbeda-beda.

Pembahasan selanjutnya adalah mengenai atensi. Atensi merupakan tindakan pemusatan perhatian pada suatu hal dengan mengabaikan hal lain.Oleh karena itu pemusatan kesadaran merupakan intisari dari atensi. Sedangkan atensi menurut psikologi kognitif adalah sebuah proses kognitif yang menyeleksi informasi penting dari dunia di sekeliling kita melalui pancaindera.Dan pada arti umum atensi disebut sebagai pemusatan upaya mental pada peristiwa-peristiwa sensorik atau peristiwa-peristiwa mental.Atensi mencakup lima aspek utama, yaitu: kapasitas pemrosesan dan atensi selektif, tingkat rangsangan, pengendalian atensi, kesadaran, dan neurosains kognitif.

Kesadaran menurut Sigmund Freud dapat mempengaruhi kesadarn dan persepsi, sedangkan ketidaksadaran mempengaruhi ketakutan dan hasrat tidak senonoh. Persepsi subliminal seringkali mengacu pada stimuli yang berada di atas limen. Istilah limen mengacu pada ambang sensorik di mana sebuah stimulus baru dapat dipersepsi. Topik persepsi sublimal sangan dekat dengan penelitian priming yang menemukan bahwa hal-hal yang sebelumnya tidak terlihat akan mempermudah pengenalan kembali ketika suatu waktu hal-hal tersebut muncul tanpa adanya kesadaran mengenai proses yang sedang berlangsung.

Kapasitas pemrosesan dan atensi selektifmerupakan akibat dari kurangnya kapasitas saluran, yakni ketidakmampuan kita memproses seluruh stimuli sensorik secara bersamaan dan juga akibat keterbatasan neurologis.

Selanjutnya adalah model-model atensi. Dalam artikel ini akan dikemukakan dua model atensi. Yang pertama adalah model penyaringan yang di temukan oleh Broadbent (1958).Broadbent mengemukakan bahwa pesan-pesan yang dikirimkan melalui saraf tertentu dibedakan berdasarkan serabut saraf yang distimuli atau jumlah implus saraf yang dihasilkan. Dalam model Broadbent informasi diproses melalui sejumlah saluran sensorik yang paralel. Untuk dapat memaknai apa yang kita dengar, otak harus memusatkan pada satu jenis impuls.

Model yang kedua adalah Atenuasi. Model ini melengkapi dari masalah yang terdapat pada model sebelumnya perihal pendeteksian informasi bermakna melalui sebuah saluran yang diabaikan, karena terkadang partisipan dapat mendengar nama mereka sendiri melalui saluran yang diabaikan.Treisman yang merupakan penemu dari model Atenuasi ini mengemukakan bahwa beberapa kata atau kalimat memiliki ambang antivasi yang lebih rendah. Beberapa kata dan bunyi penting dapat dikenali jauh lebih mudah daripada sinyal-sinyal yang kurang penting.

Treisman dan Julesz menemukan dua proses yang berbeda bekerja pada atensi visual. Dalam tahap pertama terdapat proses awal yaitu memindai medan penglihatan, dan kemudian dengan cepat mendeteksi ciri-ciri utama objek. Kemudian menurut Treisman ciri-ciri yang berbeda tersebut disandikan dalam peta fitur di area-area yang berbeda dalam korteks.

Dalam penginderaan juga terdapat pemrosesan otomatis. Yang dimaksud dengan pemrosesan otomatis adalah suatu aktivitas yang sebelumnya telah dilatih atau yang sering dilakukan akan menjadi otomatis sehingga memerlukan lebih sedikit atensi dibandingkan melakukan aktivita yang baru dilakukan.Posner dan Snyder (1974. 1975) menyebutkan tiga karakteristik pemrosesan otomatis, yaitu: (1) pemrosesan otomatis terjadi tanpa ada niat sadar. (2) pemrosesan otomatis tersembunyi dari kesadaran. (3) pemrosesan otomatis menggunakan hanya sedikit sumber daya sadar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun