Mohon tunggu...
indana zulfa
indana zulfa Mohon Tunggu... -

mahasiswi psikologi UIN MALIKI MALANG

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kognisi dan Kehidupan Manusia

18 November 2014   18:57 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:30 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Dalam kehidupan manusia tidak pernah terlepas dari kognisi, kognisi terbentang sepanjang rentang kehidupan manusia dari masih di dalam kandungan sampai menjelang kematian. Kognisi manusia berkembang secara teratur mulai dari bayi hingga masa dewasa, dan biasanya mengalami penurunan pada masa lansia akibat kemunduran neurologis dan fisik dari manusia itu sendiri. Perkembangan kognisi manusia di pengaruhi oleh dua faktor, yaitu gen atau keturunan dan lingkungan.

Jean Piaget adalah tokoh psikologi perkembangan yang melihat perkembangan manusia melalui kognisinya, beliau berpendapat bahwa prinsip utama dalam perkembangan kognisi adalah organisasi dan adaptasi. Organisasi adalah sifat dasar dari struktur mental manusia yang dipergunakan untuk memahami dan mengeksplorasi dunia. Menurut Piaget pikiran manusia itu bersifat terstruktur dan terorganisasi. Sedangkan adaptasi meliputi dua proses yaitu asimilasi dan akomodasi.

Asimilasi merupakan proses perolehan informasi baru yang kemudian digabungkan dengan pengetahuan dan perilaku kita sebelumnya. Proses selanjutnya adalah akomodasi, yaitu adaptasi skema lama untuk memproses informasi baru di lingkungan.

Piaget membagi empat periode dalam tahapan perkembangan kognisi pada manusia. Tahap yang pertama adalah Periode sensorimotor, pada tahap ini respons hanya bersifat bawaan dan berupa refleks yang tidak disengaja seperti menghisap, berkedip. Dan pada fase selanjutnya refleks-refleks tersebut mulai terkontrol secara sadar. Tahap yang kedua adalah periode pra-operasional, dalam tahap ini mulai terdapat pemanfaatan representasi mental yang biasa kita sebut berpikir, namun pada tahap ini masih sulit untuk membedakan persepsi diri dengan persepsi orang lain. Tahap yang ketiga adalah periode operasional konkret yang meliputi tiga bagian, yaitu konservasi yang merupakan kemampuan untuk mentrasformasikan sifat objek, Klasifikasi yang merupakan pengkategorisasian objek-objek yang mirip, dan yang terakhir seriasi dan transitivitas. Dan tahap yang terakhir adalah periode operasional-formal yang ditandai dengan kemampuan anak untuk memformulasikan hipotesis dan mengujinya terhadap realitas.

Perkembangan kemampuan kognisi sangat berkaitan erat dengan usia, pada masa bayi hingga kanak-kanak akhir pengaruh genetik terhadap kemampuan mental sangat besar. Beberapa aktivasi genetik yang mengubah fungsi kognitif terjadi sekitar umur sembilan sampai sepuluh tahun. Meskipun faktor genetik memegang peranan penting dalam menentukan kemampuan verbal dan spasial pada anak, namun bentuk spesifik perilaku manusia juga dipengaruhi oleh lingkungan di mana ia tumbuh.

Pada yahap awal perkembangan kognisi, anak perlu memperhatikan, mempersepsi, dan mencari informasi yang relevan di lingkungan sekitar, karena pencarian yang berhasil akan berdampak pada perkembangan neurologis, perkembangan sensory register, perhatian terfokus, dan kecepatan berpikir.

Dalam pencarian informasi yang relevan di lingkungan sekitar, tentu dibutuhkan adanya atensi, atensi adalah kemampuan untuk memfokuskan perhatian pada informasi yang relevan. Pada usia anak, fungsi atensi ini belom bisa dipergunakan secara maksimal, anak kadang kurang mampu mengontrol proses-proses atensionalnya daripada orang dewasa. Seiring berjalannya waktu ketika anak mulai tumbuh dewasa, mereka semakin mampu mengontrol perhatiannya dan beradaptasi terhadap tugas-tugas yang berbeda, mereka mulai mampu untuk berfokus pada hal-hal yang relevan dan mengabaikan hal-hal yang tidak relevan.

Selama menit-menit awal setelah kelahiran, persepsi wajah adalah sarana awal yang penting untuk merekognisi tanda-tanda kritis setelah kelahiran. Ada bagian tertentu dalam otak manusia yang berimplikasi pada kemampuan manusia mempersepsi wajah manusia sebaik binatang lain seperti misalnya monyet. Pada tahap anak-anak, mereka cenderung menggunakan imagery daripada penyimpanan informasi yang berbasis proposional untuk menjawab pertanyaan.

Pada masa lansia kemampuan dari kognisi mulai terjadi penurunan, terutama pada aspek memori. Penelitian yang dilakukan Debra Fleischman dkk. (2004) menunjukkan bahwa pada lansia terdapat penurunan kemampuan memori eksplisit maupun implisit. Orang yang telah mencapai usia paruh baya lebih banyak mengingat masa lalu yang terjadi antara masa mudanya hingga dewasa daripada mengingat hal-hal yang baru saja terjadi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun