Mohon tunggu...
Indana Zulfa
Indana Zulfa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UNU Blitar

indn.zlf_

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Masih Efektifkah Pembelajaran Deduktif dan Induktif di Abad ke-21?

30 Juni 2021   23:42 Diperbarui: 1 Juli 2021   03:14 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh:
Indana Zulfa 


Era modern seperti saat ini pendidikan sangatlah penting. Tak bisa dipungkiri bahwa pendidikan merupakan suatu kewajiban bagi semua orang, dengan pendidikan manusia bisa menambah wawasan dan pengetahuan serta dapat mengembangkan potensi yang dimiliki. Pendidikan juga perlu mengalami perubahan, perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkatan. Pembelajaran abad 21 menuntut siswa untuk kreatif, aktif, berpikir kritis serta komunikatif. 

Sesuai dengan pembelajaran deduktif dan induktif yang mana pada pembelajaran deduktif guru lebih dominan sedangkan pada pembelajaran induktif guru hanya sebagai fasilitator saja dan siswa dituntut untuk lebih aktif atau bisa dikatakan pembelajaran berpusat pada siswa. Pada abad 21 perlahan semua tergantikan dengan teknologi, dan pada abad 21 isi siswa dituntut untuk mempunyai 4 kemampuan seperti yang disebutkan diatas. Lantas pada abad 21 seperti saat ini pembelajaran deduktif dan induktif masih efektifkah digunakan disatuan pendidikan Sekolah Dasar? Mari kita simak bersama-sama penjelasan dibawah ini.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online, kata efektif memiliki arti dapat membawa hasil, berhasil guna. Efektif juga bisa diartikan sebagai sebuah cara untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Pembelajaran deduktif adalah pembelajaran yang ditandai dengan memaparkan konsep, definisi, dan istilah-istilah pada awal pembelajaran. Proses pendekatan deduktif akan berlangsung dengan baik bila siswa telah mengetahui letak persoalan dan konsep dasarnya (Rohmah, 2021). 

Pembelajaran deduktif menjelaskan hal yang masih berbentuk konsep menjadi contoh yang konkrit, dari hal abstrak kepada hal yang nyata, dari hal yang sifatnya umum kepada hal yang sifatnya khusus, dengan penjelasan yang masih bersifat konsep siswa akan menjadi lebih tertantang untuk mengetahui lebih lanjut penjelasan yang diberikan guru. 

Contohnya pada pembelajaran IPS materi keberagaman yang masih bersisfat umum disini guru menjelaskan tentang keberagaman yang ada di Indonesia lalu mengerucutkan ke yang lebih khusus seperti baju adat suatu daerah yang ada di Indonesia, guru bisa menjelaskan ciri-ciri baju adat suatu daerah. Contoh yang kedua pada pembelajaran PPKN guru memberi penjelasan tentang sila Pancasila, dari kelima sila Pancasila kemudian guru memberi contoh langsung pengalaman sila Pancasila seperti sila Pertama implementasinya berupa ibadah sesuai keyakinan masing-masing. Pada penjelasan tersebut siswa dituntut untuk aktif serta berpikir kritis agar bisa menghilangkan rasa ingin tahunya terhadap hal yang masih bersifat abstrak atau konsep.

Menurut Trianto (dalam Asbeni, dkk, Tanpa Tahun) pembelajaran induktif adalah pembelajaran yang bersifat langsung, dalam artian guru langsung memberikan informasi tentang topik yang akan dipelajari siswa kemudian membimbing siswa untuk berpikir sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Selanjutnya guru membimbing menemukan pola yang sangat efektif untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi dan berpikir kritis. Contohnya pada pembelajaran SBDP materi menggambar, disini siswa melakukan kegiatan menggambar untuk menuangkan khayalannya, dengan begitu siswa terlatih untuk kreatif.

Berdasarkan pemaparan diatas, pembelajaran deduktif dan induktif di abad 21 masih efektif digunakan, mengingat pada beberapa tahun terakhir pemerintah mengubah pembelajaran KTSP menjadi K-13 yang mana pembelajaran berpusat pada siswa. Siswa dituntut untuk aktif, kreatif serta berpikir kritis sangat efektif menggunakan pembelajaran deduktif dan induktif yang notabennya mengarahkan siswa untuk berkembang. Walaupun begitu keefektifan pembelajaran deduktif dan induktif tergantung pada inovasi yang diberikan oleh guru dalam pelaksanaan pembelajaran.

Kesimpulan
Pada abad ke-21 pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru melainkan berpusat pada siswa. Pembelajaran deduktif menjelaskan hal yang masih berbentuk konsep menjadi contoh yang konkrit, dari hal abstrak kepada hal yang nyata, dari hal yang sifatnya umum kepada hal yang sifatnya khusus. pembelajaran induktif adalah pembelajaran yang bersifat langsung, dalam artian guru langsung memberikan informasi tentang topik yang akan dipelajari siswa. Pembelajaran deduktif dan induktif di abad 21 masih efektif digunakan karena menggunakan pembelajaran deduktif dan induktif yang notabennya mengarahkan siswa untuk berkembang.

Daftar Rujukan
Asbeni, Fitri, dkk. Tanpa Tahun, Penerapan Model Pembelajaran Induktif untuk Meningkatkan Keterampilan Menggambar Ilustrasi Siswa Kelas IV SD Negeri 97 Pekanbaru. Riau: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UniversitasRiau

Rohmah, Nur Siti. 2021. Strategi Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: UAD PRESS

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun