Mohon tunggu...
Andre je
Andre je Mohon Tunggu... Aktor - Nama saya Andre

Nama saya Andre je saya lahir Bali, tahun 1999.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Lelaki yang Sekarat (Konflik)

30 November 2017   22:10 Diperbarui: 1 Desember 2017   02:48 578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Lelaki yang sekarat.
Sebuah rumah tangga yang sudah tidak harmonis, pertengkaran demi pertengkaran menjadi selimut dalam keseharian. Pukulan-demi pukulan melayang ke tubuh wanita itu. Setiap perkataan yang selalu disalahkan. Semua yang selalu disalahkan adalah wanita itu. Hal sepele menjadi besar dan menjadi salah. Tak hanya pukulan dan tendangan menjadi penghias diri wanita itu, namun semua perabotan rumah tangga menjadi hancur karena dilempar dan dibanting.

Lelaki yang sekarat.
Namun ketika sudah usai bertengkar, wanita itu tetap merawat anak-anaknya, juga memasak makanan untuk suami yang selalu memukulinya ketika dia sedang marah. (Jika aku yang menjadi wanita itu aku selalu ingin kabur, dan memasukkan racun tikus ke dalam makannya supaya lelaki itu mati!!)
Dan ketika suainya sakit, wanita itu berlari ke apotik untuk membelikan obat supaya suaminya lekas sembuh. Dan dia mengantar suaminya pergi ke dokter supaya lekas dapat pengobatan.
Dia memasak air hangat untuk memandikan suaminya yang demam. Wanita itu juga membuatkan bubur yang hangat untuk suaminya agar segera pulih dan sehat, namun ketika lelaki itu sembuh dia kembali memukuli istrinya ketika marah.

Lelaki yang sekarat.
Suatu ketika sang suami itu sakit parah dan sang istri pergi kesana-kemari untuk mencari pertolongan. Wanita itu membawa suaminya ke Rumah sakit. Dia menjaganya setiap hari sampai suaminya sembuh. Namun kebiasaan buruk lelaki itu tak kunjung berubah, malah semakin buruk. Dia kembali menendangi tubuh istrinya ketika marah. Kata-kata yang kasar dan hujatan pada istrinya menjadi nada-nada lagu yang diputar setiap hari.

Lelaki Yang sekarat.
Rasanya pengorbanan istrinya yang begitu besar demi dirinya tak nampak sehelai bulu matapun dalam ingatannya!!! (Jika aku menjadi wanita itu aku ingin sekali mencoLok mata lelaki itu sampai dia BUTA!!!)

Lelaki yang sekarat.
Sosok Pria yang diharapkan bisa mengusir kegelisahan, kegalauan, menjadi pemimpin yang sabar dan bisa melindunginya sirna dalam ingatannya. Lebur dalam duka dan air mata. Wanita yang telah memberikan sisa hidupnya kepada lelaki itu, dia lebih banyak menangis daripada tertawa. Wanita itu terus terluka.


Lelaki yang sekarat
Suatu ketika lelaki itu sakit parah dan sudah tidak bisa sembuh. Suami yang sering memukul dan memaki dirinya hanya terbaring lemah di tempat tidurnya. Wanita itu terus saja merawat suaminya yang sekarat. Sampai suaminya itu meninggal dunia.
Wanita yang selalu menyertai suaminya dan rela hidup menderita, terus merawatnya walau sering dipukul.


(Seharusnya wanita itu bisa bercerai dan pergi meninggalkan suaminnya yang sekarat!! untuk apa harus hidup menderita seperti itu???!!! terus dipukul dan dimaki??!!! begitulah hati wanita begitu mudah memaafkan dan tetap selalu berada di sisinya, rasa sayang dan sadar akan kewajibannya membuatnya lebih berani dipukul dan mandi air mata setiap hari, hari-hari yang sulit dia tetap bertahan demi menjaga suaminya.. Suaminya yang Sekarat terus dia rawat dengan sepenuh hati, tetap dia sayang setiap hari, karena dia sadar Alloh telah meletakan syurga di kaki Suaminya.... Bukan pada selembar kertas Akta cerai.)  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun