Mohon tunggu...
Indah Trisna
Indah Trisna Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa Komunikasi UAJY

Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Fokus Studi Jurnalistiik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Berkenalan dengan Kompas.id, Platform Multimedia Milik Kompas

21 April 2020   17:42 Diperbarui: 21 April 2020   20:50 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.jawapos.com

Banyak dari kita yang mungkin membaca Kompas.com sebagai sumber informasi media onlinenya. Berdiri selama 55 tahun, sejak 1965 Harian Kompas telah mengalami banyak transformasi dalam kariernya sebagai media online, mulai dari media cetak hingga memiliki platform multimedia Kompas.id yang saat ini terus dikembangkan. Dalam kuliah online yang dilaksanakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Atma Jaya Yogyakarta melalui media zoom, pada Rabu, 15 April 2020. Haryo Damardono selaku Deputy Managing Editor at Kompas Daily Newspaper bercerita banyak mengenai platform multimedia Kompas.id dan proses transformasi Harian Kompas dulu sebelum hadirnya digitalisasi dan saat digitalisasi berlangsung.

Seiring dengan berkembangnya digitalisasi, Harian Kompas kemudian mencoba peruntungannya dengan menciptakan platform media yang mengusung konsep multimedia, yakni Kompas.id yang diluncurkan pada Februari 2017. Berbeda dengan website media online-nya, yakni Kompas.com, yang lebih dahulu diluncurkan, Kompas.id menghadirkan konsep multimedia yang kuat dan penyajian informasi yang berbasis digital.

Berbeda dengan Kompas.com yang dapat diakses secara umum, Kompas.id merupakan media berlangganan. Selain itu, Haryo Damardono juga menjelaskan bahwa Kompas.id merupakan media yang sepenuhnya dibuat oleh jurnalis Harian Kompas dengan mendukung penuh ideologi Harian Kompas dalam setiap pemberitaannya sedangkan Kompas.com tidak sepenuhnya dibuat oleh jurnalis Harian Kompas. Selain dari segi konten, Haryo menjelaskan media online tidak selamanya memperoleh iklan digital. Media online harus bersaing dengan media sosial sepert Facebook dan Instagram yg sifatnya global dengan jangkauan yang luas, dan juga Kompas harus bersaing dengan puluhan ribu media online di Indonesia untuk memperoleh iklan digital. Kompas.id berbeda dengan media online lainnya yakni dengan mengambil pasar lain, terdapat riset, banyak foto, dan grafis dengan sasaran pembaca usia24-34 tahun.

 "Kompas.id memang terinspirasi dari New York Times, baik kontennya dan pemasarannya yang berlangganan." Jelas Haryo.

Selain menjelaskan platform Kompas.id,  Haryo menjelaskan hadirnya era digitalisasi benar-benar mengubah pola kerja seorang wartawan atau jurnalis. Harian Kompas yang dulunya bekerja hanya untuk platform cetak atau online saja, sekarang jurnalis Kompas harus mengejakan dua platform yakni Kompas.com dan Kompas.id. Multimedia menuntut jurnalis untuk beajar lagi, tidak hanya menulis berita saja melainkan jurnalis era digital harus mampu mengambil foto dan video, serta melakukan live report dengan baik. Haryo bercerita pengalamannya ketika belum hadirnya digitalisasi di media.

"Dulu kita setelah liputan kita (jurnalis) bisa ngopi-ngopi dulu, makan dulu, bisa ngecek berita, baca-baca dulu. Kalau sekarang harus cepat kirim beritanya." Tutur Haryo.

https://www.jawapos.com
https://www.jawapos.com

Menerapkan konsep multimedia di era digitalisasi sebenarnya tidaklah sulit. Bagi Haryo, segalanya sudah dimudahkan dengan hadirnya handphone dan laptop, kita dengan mudah dapat mendokumentasikan sebuah peristiwa dan segera membuatnya menjadi berita dengan menggunakan teknologi handphone dan laptop ini. Namun, untuk menghasilkan berita, foto, dan video yang berkualits, jurnalis sudah harusmemikirkan angle berita yang ingin dibuat, agar jurnalis mudah dalam melakukan liputan.

Kompas kemudian dikenal memiliki konsep yang menjadi acuan dalam kariernya di media, yakni 3M (Multimedia, Multichannel, Multiplatform), Haryo menjelaskan dulu, sebelum makna pemahaman multimedia dalam konsep 3M bagi Kompas adalah fokus pada Multiplatform saja, yakni Kompas tidak hanya memiliki media cetak sebagai medianya, namun radio dan televisi. Namun, seiring dengan digitalisasi kemudian pemahaman terkait multimedia-pun berubah. Haryo menjelaskan konsep 3M milik Kompas ini harus ditanamkan pada setiap jurnalis Kompas sehingga mampu menghasilkan berita multimedia yakni berita yang mengandung foto, video, animasi grafis yang berkualitas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun