Mohon tunggu...
Indah Tri Harmani
Indah Tri Harmani Mohon Tunggu... -

Guru Bahasa Inggris

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jurus Dahsyat Melambungkan Komunikasi dalam Bahasa Inggris

23 Februari 2011   11:16 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:20 737
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Speaking dalam bahasa Inggris? Siapa takut?? Ya, bagi yang sudah bisa berkomunikasi lancar dalam bahasa Inggris tentu mengasyikan. Lain bagi yang kesulitan dalam berkomunikasi. Berbicara bahasa Inggris malah bisa menjadi momok. Tak jarang mereka yang pandai dalam berbagai ilmu, ketika harus berhadapan dengan bahasa Inggris, menyerah begitu saja. Banyak faktor yang membuat seseorang menjadi "stuck" berbicara bahasa Inggris. Ada 2 kelompok yang mengalami kesulitan menyampaikan ide-ide dalam bahasa Inggris :

1. Bisa mengerti apa yang diucapkan lawan bicara, mempunyai cukup kosa kata, tapi tidak bisa menuangkannya secara verbal. Penyebabnya adalah kurangnya kepercayaan diri.
Solusi : Harus lebih banyak terlibat langsung dengan komunitas yang mendukung, terutama mereka yang levelnya lebih tinggi. Hindari perasaan takut salah, baik salah ucap, maupun grammarnya. Mulailah berbicara sekarang! Katakan apa saja, bila ada kata yang belum tahu katakan saja dalam bahasa Indonesia. Terus mengembangkan diri dengan banyak membaca literatur bahasa Inggris. Pemilihan buku hendaknya sesuai dengan level kita. Membaca buku yang berlevel jauh lebih tinggi alih-alih meningkatkan kosa kata, justru membuat orang putus asa tatkala menjumpai berpuluh-puluh kata yang tak diketahui artinya. Sebaliknya buku yang terlalu mudah membuat kita tidak maju. Penguasaan grammar adalah mutlak. Banyak kasus yang terjadi, berbicara dalam bahasa Inggris, tetapi mengikuti aturan tata bahasa Indonesia. Ini jelas keliru. Karena kesalahan grammar dapat merubah makna secara total. Satu hal yang harus diingat adalah jangan pernah menunda berbicara karena belum menguasai grammar secara mendalam. Bicaralah dengan apa yang ada sekarang, sambil terus meningkatkan vocab dan grammar. Saat berbicara dengan orang asing pastikan dia tahu bahwa kita masih belajar, hal itu penting untuk menghindari kesalahpahaman.

2. Tidak banyak memiliki kosa kata dan tidak menguasai grammar. Dalam hal ini dengan sendirinya dia tidak bisa berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Jangan khawatir.
Solusinya :
Mulai saat ini, amati benda yang ada disekitar kita, dan cari padanan artinya dalam bahasa Inggris. Gunakan kata-kata sederhana yang sehari-hari kita lakukan dengan bahasa Inggris. Dengan begitu, bila kita rutin melakukannya, dalam sebulan kita sudah bisa menyebutkan obyek-obyek disekitar kita.

*Kesalahan dalam Menghafal*
Satu hal yang sering luput dari pembelajaran adalah pengucapan. Kebanyakan kita hanya menghafal huruf demi huruf dan mengeja seperti bahasa Indonesia. Maka jangan heran bila banyak sarjana sastra Inggris yang masih salah pengucapannya.

*Pembelajaran yang Seimbang*
Keseimbangan dalam listening, speaking, writing maupun grammar sangatlah penting. Dalam listening hasilnya akan jauh lebih baik kalau kita juga mempraktekan hearing. Hearing dan listening itu berbeda. Listening berarti kita dengan sengaja mendengarkan dan mencoba memahami artinya. Sedangkan dalam hearing kita sekedar mendengar saja tanpa harus mencari tahu artinya kata demi kata. Penelitian mengungkapkan bahwa praktek hearing dapat meningkatkan sensitivitas otak terhadap kata-kata bahasa Inggris, sehingga tanpa disadari ini akan sangat membantu kita baik dalam pengucapan maupun listeningnya.

Writing akan merangsang otak lebih aktif dalam merangkai dan memilih kata agar tidak monoton.

Penguasaan kosa kata dan grammar akan secara otomatis meningkatkan kepercayaan diri kita yang pada gilirannya "speaking" tidak lagi menjadi momok yang menakutkan. Lakukan semua itu dengan perasaan senang, agar hasilnya maksimal.
Last but not least, success comes, when you do what you love to do, and commit to be the best in your field.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun