Mohon tunggu...
Indah Purwanti Priyana
Indah Purwanti Priyana Mohon Tunggu... -

Saya suka sekali menulis..jadi coba2 deh gabung disini =) Jd guru bhs.perancis juga..jd sapa tau bisa berbagi dgn pengguna kompasiana yang lain...Salam Kenal semuanya =D

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dinar & Nadya (Cerpen Anak) Please Ksh Komen Ya!

25 April 2011   15:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:24 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hallo, salam kenal semua! Namaku Dinar Rahmadani. Aku bersekolah di SDN Wirajati dan sedang duduk di kelas lima. Semenjak duduk di kelas tiga aku selalu mendapatkan posisi ke dua karena posisi pertama berhasil diduduki oleh Nadya Artami. Namun ketika aku mencoba untuk mendekati Nadya untuk belajar bersama dia selalu menghindar. Dia beralasan jadwal dia padat atau apalah.. yang pasti dia selalu menghindariku dengan alasan yang tidak jelas.

Hari ini Bu Indah menugaskan kami untuk mempresentasikan soal Perkembangbiakkan Tumbuhan. Aku, Tika, Nadya, Rido dan Faza mendapat tugas untuk mempresentasikan jenis-jenis tumbuhan monokotil, dan itu berarti aku harus tampil minggu depan!

“Nad, kamu ada waktu ngak hari ini? Kita kerja bareng yuk?” Ajak Tika salah seorang temanku.

“Maaf ya Tika bukannya aku tidak mau tapi setiap hari Senin sampai Kamis aku tidak bisa ikut.” Jawab Nadya.

“Kenapa sih kamu selalu saja menolak jika diajak belajar bersama. Kamu ini egois sekali. Orang egois seperti kamu tidak akan pernah punya teman!” Teriak Dinar dengan kemarahannya.

“Hei…hei ada apa ini ribut-ribut!” Teriak Rido sang ketua kelas. “Yah ampun masalah kecil aja dibuat besar?! Gimana kalau kita kerja kelompoknya hari jumat atau sabtu saja? Mungkin cukup waktu dua hari untuk mengerjakan tugas IPA ini” Kata Rido dengan bijaksananya.

Sepulangnya dirumah aku menggerutu kepada ibu dengan menceritakan kejadian menyebalkan tadi di sekolah.” Hanya gara-gara satu orang saja, pekerjaan ditunda sampai hari Jumat! Itu kan keterlaluan!” Omelku. “Tenang dong Din, mungkin saja Nadya punya alasan yang kuat seperti les misalnya, atau sesuatu hal yang memang sangatlah penting dan tidak bisa ditinggalkan. Kamu jangan berpikir yang negative dong!” Nasihat mama sambil memasak Soto Betawi kesukaanku.

Malam harinya aku pun menyusun rencana penguntitan. Walaupun itu tidak baik aku akan tetap melakukannya. Aku angkat telpon rumahku dan aku memencet nomor telpon Tika. Semula Tika tidak setuju dengan rencana ini. Tapi Akhirnya dia mau juga J. Hari esok akan menjadi hari yang penting! Bersiap-siaplah Nadya..akan ku bongkar semuanya! Pikirku dalam hati.

Keesokkan harinya, sepulang sekolah aku dan Tika siap-siap untuk menguntit Nadya. Kebetulan dia tidak melihat kami. Ternyata Nadya pergi dengan salah seorang anggota keluarganya, mungkin tantenya karena terlihat sangat muda dan energik, dengan membonceng pada sepedanya. Kebetulan, kami membawa sepeda juga hari ini. Jadi penguntitan masih bisa berlanjut! Sementara itu Nadya berbelok ke arah gang sempit dan kotor di dekat pasar. Wah! Ada apa ini? Aku dan Tika pun saling berpandangan. Akhirnya mereka berhenti pada sebuah bangunan yang bertuliskan “Rumah Belajar Matahari”. Banyak sekali anak-anak kecil yang menyambut mereka berdua. Kemudian mereka pun masuk ke bangunan itu dan suasana menjadi hening.

Aku pun mencoba masuk untuk mengintip. Namun sayang, tantenya melihatku dan berkata “Ayo masuk! Kalian pasti teman Nadya ya?” Tanyanya. Kami berdua pun masuk ke dalam dan ternyata itu adalah sebuah perpustakaan besar dengan meja belajar dan papan tulis. Sebuah sekolah gratis untuk anak-anak sekitar pemukiman pasar!

Dengan riang gembira Nadya menyapaku dan menjelaskan semua kepadaku. Ternyata Ia sering ikut tantenya untuk membantu mengajar anak-anak membaca menulis dan menghitung! Sungguh pekerjaan yang mulia. Ternyata selain pintar, Nadya juga baik hati. Pikirku.

“Maaf ya Nad, kita sempat punya pikiran buruk tentang kamu.”Ucapku menyesal.

“Tidak apa-apa Din, justru aku juga merasa egois tidak memberitahumu soal ini dan berusaha menutupinya. Maafkan aku juga ya.” Sesal Nadya.

“Hei…hei..Ayo kita bantu Nadya mengajar! Setelah itu kita coba untuk mencari tahu tentang tumbuhan monokotil. Soalnya, buku-buku disini keren banget!”Ucap Tika antusias.

Akhirnya setelah selesai mengajar anak-anak, kami pun mencari data tentang Tumbuhan Monokotil. Kebetulan tantenya Nadya juga seorang mahasiswa jurusan biologi. Maka dari itu, kita semua mendapatkan berbagai pengetahuan tentang Tumbuhan Monokotil. Sepertinya presentasi minggu depan akan menarik, karena kami memiliki banyak sumber..hehehe…

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun