Mohon tunggu...
Indah Sulistiani
Indah Sulistiani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tradisi Tukar Makanan Menjelang Lebaran di Kampung Jembatan

19 Juni 2021   22:55 Diperbarui: 19 Juni 2021   23:45 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ketika bulan ramadhan hingga lebaran, masyarakat di Indonesia memiliki tradisinya masing masing dan itu berbeda setiap daerah. Salah satu tradisi ketika menjelang lebaran adalah tukar makanan antar kerabat atau tetangga, tradisi tersebut juga terjadi di daerah tempat tinggal saya, yaitu di salah satu pemukiman padat penduduk daerah Jakarta Timur. Tradisi tukar makanan ini sudah berlangsung sejak lama dan selalu rutin dilakukan setiap tahunnya. Tidak hanya di Kampung Jembatan, tradisi tukar makanan juga terjadi di berbagai kota di Indonesia hanya penyebutannya saja yang berbeda.

Kita tahu bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang juga terkena wabah dari virus corona selama satu tahun belakangan ini. Namun, adanya pandemi Covid-19 tidak membuat keluarga saya dan kerabat dekat tidak melakukan tradisi tukar makanan. Sudah dua kali kami melaksanakan ibadah puasa dan lebaran di tengah pandemi. Selama itu pula tradisi tukar makanan menjelang lebaran juga dilaksanakan. Hanya saja tradisi tukar makanan selama pandemi dilakukan dengan tetangga dekat saja.

"Tukar makanan tetap harus dilaksanakan dong setiap tahun nya, kan itu sudah tradisi. Pandemi gak boleh menghalangi kita untuk silaturahmi karena kan tujuan dari tukar makanan itu adalah silaturahmi. Kita juga hanya tukar makanan dengan tetangga sebelah dan depan, tidak banyak banyak. Tetap menaati protokol kesehatan juga" ucap Rusmiyati, selaku orang tua saya ketika saya tanya.

Di daerah tempat saya tinggal, tepatnya di Kampung Jembatan, Jakarta Timur tukar makanan antar kerabat dan tetangga tetap dilaksanakan dengan baik namun lebih dibatasi dan tetap harus memperhatikan protokol kesehatan. Hal itu juga sudah sesuai dengan anjuran RT setempat. Sesuai data yang dimilik oleh RT disini, tidak ada yang terpapar virus corona di lingkungan tempat tinggal saya. Oleh karena itu, kami dapat melakukan aktivitas sedikit lebih bebas dibanding dengan daerah lain.

"Memang kami bisa bersilaturahmi secara online dan mengirim makanan dengan grab atau gojek tapi kan kami tinggal berdampingan juga. Masa kami tetanggaan sebelah sebelahan tapi mau tukar makanan doang harus secara online juga. Suka lucu orang orang" ujar Septi, tetangga yang rumahnya disamping saya dan juga ikut melakukan tradisi tukar makanan ini. Beliau juga berbicara sambil bergurau dan bercanda ketika saya wawancarai.

Keluarga saya pun juga seperti itu, tetap bersilaturahmi secara online dengan sanak saudara yang tinggal jauh dari lingkungan tempat tanggal saya. Namun, dengan tetangga masih tetap bertemu secara offline dan saling bertukar makanan. Selama beberapa tahun ini, kami tidak hanya saling bertukar makanan khas betawi, tetapi juga bertukar hampers atau kue kue kering yang lebih ringan.

"Dulu kan kita bertukar makanan khas betawi saja, alasnya pun bisa rantang dan piring. Namun, saat ini banyak orang yang udah gak punya rantang lagi dirumahnya jadi munculah alternatif lain dengan berbagi hampers seperti kue kue khas lebaran kaya nastar, terus putri salju, dan lain lain yang identik dengan hari raya. Hampers juga lebih mudah dibawa nya karena yang dibawa juga makanan makanan yang kering dan gak berkuah" tambah Septi.

Jadi, pada intinya pandemi yang terjadi tidak menghalangi tradisi tukar makanan di Kampung Jembatan. Warganya tetap melaksanakan tradisi tersebut dan menyesuaikan dengan anjuran pemerintah untuk jaga jarak dan tetap memakai masker. Saat ini tradisi tukar makanan yang identik dengan makanan makanan khas betawi juga perlahan lahan berubah berganti dengan tukar hampers atau kue kue kering khas lebaran.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun