Samudera dan dirimu,
Laksana rahasya semesta yang tersembunyi dalam tamas malam, Yang terus-menerus memanggil dan menggoda atman ku, dengan mantra lembut yang merasuk dalam hridaya sanubari.
Engkau, yang penuh pesona tak terungkap, Yang menarikku ke dalam kedalaman Ananta. Di mana aku tenggelam dalam riak ombak, Seperti sebuah maya yang tak bisa aku hindari.
Setiap desir ombak rindu yang tak pernah reda, Membuatku terlupa, terjerat dalam lilitan vritti itu, Hingga aku kehilangan ingatan akan jalan pulang, Jalan yang dulu kutahu, untuk kembali bernafas dengan damai
Betapa bodohnya aku, Terbuai oleh pesona samudra yang engkau ciptakan, Hingga aku tak mampu lagi menatap indahnya mentari dan merasakan udara yang menenangkan Prana
Dari sini, siapa yang akan kusebut salah, Tuan Karena sialnya, akulah yang menciptakan semua ini, Terperangkap dalam pesonamu yang tak terhingga, Ananta yang tiada akhir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H