Mohon tunggu...
Indah Setyaningsih
Indah Setyaningsih Mohon Tunggu... -

Penulis lepas, guru, dan pengamat budaya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Seruni Bodjawati Pelukis Inspirasional Sarat Prestasi

15 Februari 2013   08:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:16 680
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13609167421149349241

Hanya dalam waktu setahun berhasil memenangkan empat buah penghargaan prestisius. Itulah yang dialami pelukis muda Seruni Bodjawati. Pencapaian itu terjadi dua tahun terus menerus. Yang terbaru dimenangkannya La Femme Award – The Power of Women 2012. Penghargaan penuh gengsi itu diberikan oleh Leo Club Monas Jakarta (Lions Clubs International Organization) di Grand Kemang Hotel Jakarta, 14 Desember 2012 dalam rangka perayaan Hari Ibu Nasional. Secara cermat dan penuh pertimbangan tim penyelenggara telah memantau para perempuan Indonesia berprestasi di seluruh penjuru tanah air dari berbagai bidang profesi. Akhirnya diputuskan ada 22 perempuan berprestasi yang berhak mendapatkan La Femme Award. Masing-masing pemenang mewakili bidang profesi tertentu.

“Mereka dinilai memiliki kiprah yang berdampak luas. Karya dan aktivitasnya dianggap mampu memberi inspirasi bagi kaum perempuan khususnya. Kreatif dan inovatif serta menjanjikan harapan baru di masa depan,” demikian Seruni menginformasikan. Gadis kelahiran Yogyakarta 1 September 1991 ini sekarang duduk di semester tujuh Program Studi Seni Lukis Jurusan Seni Murni Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Kolektor buku-buku bermutu dan pembaca yang rakus. Tak aneh kalau kamar tidurnya lebih mirip gudang buku daripada kamar seorang dara yang tengah mekar. Tapi ia lebih suka menyebut kamar tidurnya sebagai Universitas Kamar, yakni tempat membenamkan diri sedalam-dalamnya di telaga ilmu pengetahuan. Katanya, “Seniman harus lebih maju dari masyarakatnya. Agar bisa menjadi obor yang menerangi kegelapan zamannya. Tak boleh tidak harus cerdas, berpikir kritis dan orisinal, kaya imajinasi dan punya daya tahan melawan arus kemapanan. Jika seniman lemah ilmu dan imannya pasti segera tergencet roda besar kebudayaan yang kejam. Seniman bodoh pasti hanya menghasilkan karya bodoh. Setiap karya bodoh dan rendah mutunya memiliki kekuatan luar biasa untuk menghancurkan dirinya sendiri.”

Meski terkesan pendiam sesungguhnya Seruni tangkas dalam berbicara. Ia tahu kapan harus mendengarkan dan kapan harus ngomong. Tak heran kalau alumni SMA 1 (Teladan) ini disayangi kawan-kawannya. Di antara pemenang La Femme Award Seruni yang paling muda belia dan satu-satunya wakil dari luar Jakarta. Sedangkan 21 orang lainnya para sosialita ibu kota yang sudah senior, kaya pengalaman, dan jam terbangnya sudah amat panjang. Tapi putri pelukis Wara Anindyah ini mengaku tak pernah minder berhadapan dengan siapapun. Modalnya dalam pergaulan hanyalah prasangka baik dan ketulusan. Kebaikan hati memang tak pernah membeda-bedakan manusia.

Selain Seruni Bodjawati (Contemporary Painting Artist) terdapat nama-nama beken yang meraih La Femme Award tahun ini. Di antaranya adalah Ghea Panggabean (Fashion Designer), Yessy Gusman (Movie Star), Merry Riana (Young Millionaire, Succesful Enterpreneur, Best Selling Author & Motivational Speaker), Melanie Subono (Rock Singer, Aktivist), Arimbi Nimpurno (Chef & Writer), Alexandra Asmasoebrata (Formula One Racer) dan Zivana Letisha (Miss Indonesia 2008, Ambassador for Orangutans). Bagi Seruni award yang diterimanya kali ini merupakan penghargaan keempat yang didapatnya dalam tahun 2012 ini. Sebelumnya bulan April lalu diraihnya Kartini Award Perempuan Terinspiratif 2012 versi Majalah KARTINI Jakarta yang diserahterimakan langsung oleh Ibu Negara Ani Yudhoyono. Bahkan dalam Kartini Award ia menyisihkan kandidat lainnya yang sangat ngetop yaitu penyanyi Agnes Monica, sutradara drama-tari Matah Ati Atilah Soeryadjaya dan Kamila Andini sutradara film peraih Piala Citra FFI 2011 yang juga menang dalam festival film di Mumbai, Tokyo dan Pusan. Bulan Juni didapatnya penghargaan sebagai Mahasiswa Berprestasi Paling Berbakat Tingkat Nasional dari Depdiknas. Bulan Agustus diraihnya dari ISI award Mahasiswa Paling Berprestasi Se-ISI dengan IP kumulatif 3,9.

“Sewaktu saya sedang melukis saya hanya total menikmati apa yang saya kerjakan. Tak pernah berpikir karya saya akan dihargai orang atau tidak. Tak peduli akan dapat meraih award atau tidak, akan dibeli atau dipuji orang atau tidak. Bahkan keinginan untuk membuat karya menjadi bagus terkadang malah menjadi penghancur yang tersembunyi. Yang penting saya enjoy saat bekerja. Menuruti tuntunan intuisi. Dosa terbesar seorang seniman adalah kalau mengkhianati intusinya sendiri saat berkarya. Takluk pada tujuan pragmatis yang berujung pada keserakahan materialisme. Sesungguhnya, hadiah terbesar bagi seniman adalah kebahagiaan yang berhasil dicecapnya saat mengerjakan karyanya,” demikian penjelasan Seruni mengenai konsep kreativitasnya. Di rumah sekaligus studionya Jalan Lowanu Gang Dahlia UH 6 / 686 D Sorosutan Yogyakarta bisa disaksikan ribuan sketsa, drawing dan lukisannya, bermedia kertas maupun kanvas. “Saya mulai mencoret-coret sejak usia satu tahun. Tak henti-henti hingga kini. Semua karya terdokumentasikan dengan baik, rapi dan aman. Sehari saja tidak melukis terasa ada yang kurang dari hidup saya. Saya membiasakan diri tidak nganggur kala sendirian dan tidak sendirian kala nganggur. Waktu harus selalu diberi makna.”

Ketika masih TK Nol Kecil berhasil meraih juara pertama lomba lukis anak se-DIY dan Jateng sebanyak 15 kali. Bakatnya terus diasah dan diolah. Tak aneh kalau lukisan yang dibuatnya di semester pertama bisa menggondol hadiah Karya Terbaik Dies Natalis ISI 2010 yang diikuti mahasiswa seluruh angkatan. Diraihnya pula Karya Sketsa Terbaik dan Karya Cat Air Terbaik di ISI. Tahun 2011 didapatnya 4 buah award bertaraf nasional dan internasional. Yang paling mengesan yaitu The Most Succesful International Visual Artist Under 20 dari La Société des Artistes Contemporains di Marseille, Perancis.

“Bulan ini saya membuat film kontemporer berdurasi pendek. Merupakan filmisasi dari lukisan saya dan ibu saya Wara Anindyah. Ibu saya yang mengarang skenario, menyutradarai dan mengambil gambar. Saya jadi pemain tunggalnya, mengediting dan mengisikan musiknya. Sudah jadi 4 judul. Bisa dilihat di Youtube dan sudah dilihat banyak pengamat dari berbagai negara. Juga tengah terlibat Global Art Project dengan seniman Korea Selatan Higi Jung di Echwo Gallery Korea Selatan. Kesibukan yang padat membuat semangat hidup saya meluap-luap. Serasa hidup yang benar-benar hidup,” kata Seruni yang fasih berbahasa Inggris dan Perancis ini. Matanya selalu berbinar. Gelisah menatap ide-ide yang berloncatan di hadapannya. Tergesa ia menambahkan, “O ya, tanggal 20 – 27 Desember ini saya ikut pameran Pesta Seni Rupa Menggores Jogja di XT-SQUARE untuk memperingati Ulang Tahun SKH Kedaulatan Rakyat ke-67. Satu lukisan saya, judulnya Dunia Senyap Frida Kahlo.”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun