gigi terasa sensitif? Jika iya, Anda mungkin mengalami bruxism.
Pernahkah Anda terbangun di pagi hari dengan rahang terasa nyeri atauApa Itu Bruxism?
Bruxism adalah gangguan aktivitas otot rahang yang ditandai dengan mengatupkan atau menggertakkan gigi. Kebiasaan ini bisa dialami oleh siapa saja, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Bruxism adalah kebiasaan yang sering terjadi, terutama saat tidur. Meski terlihat sepele, kebiasaan ini bisa membawa dampak serius bagi kesehatan mulut dan gigi jika dibiarkan tanpa pengobatan. Kebiasaan ini akan merusak gigi dan menyebabkan abrasi gigi dari waktu ke waktu.
Bruxism dapat diakibatkan oleh kontak gigi rahang atas dan bawah yang tidak tepat, atau bisa juga sebagai respon sakit, misalnya sakit pada telinga maupun sakit gigi. Bruxism biasanya juga terjadi karena kecemasan, stress, ketakutan, dan frustasi. Bruxism cenderung terjadi pada anak-anak kecil, namun sedikit berkurang saat menginjak remaja. Sebagian besar anak-anak yang memiliki kebiasaan bruxism serta orangtua mereka tidak menyadari kebiasaan buruk tersebut.
Beberapa tanda yang dapat digunakan untuk mendiagnosa adanya kebiasaan bruxism antara lain suara bising asah gigi selama tidur, punya kebiasaan menggigit ibu jari, menghisap jempol, menggigit pensil atau mainan, menghisap-hisap bagian tepi pipi, gigi menjadi turun, flat dan kecil, sakit pada telinga karena kontraksi otot pengunyahan, akan tetapi tidak ada kelainan pada fungsi pendengaran, sakit kepala, perasaan tidak nyaman pada wajah yang kronis.
Dampak pertama yang sering dialami oleh mereka yang memiliki kebiasaan menggertakkan gigi adalah keausan pada gigi. Gerakan menggertakkan gigi berulang kali, terutama dengan tekanan yang kuat, dapat menyebabkan lapisan enamel gigi menjadi terkikis. Menggertakkan gigi juga dapat menyebabkan nyeri wajah dan sakit kepala. Tekanan yang dihasilkan saat menggertakkan gigi pada malam hari bisa menimbulkan ketegangan pada otot-otot wajah dan leher. Hal ini sering kali menyebabkan sakit kepala yang terasa di pagi hari atau nyeri pada area sekitar rahang dan wajah. Kondisi ini dapat menurunkan kualitas tidur, yang pada akhirnya berdampak pada produktivitas dan kesehatan mental.
Pencegahan bruxism sebenarnya dapat dilakukan dengan cara membiasakan dengan mandi air hangat, kompres air hangat pada daerah sekitar otot pengunyahan, mendengarkan musik yang lembut, membaca buku-buku kesukaannya, merilekskan wajah dan rahang, hindari makan makanan yang keras atau liat seperti kacang, permen dan daging, banyak minum air putih, serta pemberian waktu tidur yang cukup dan berkualitas.
Selain itu, perlu juga melakukan pemeriksaan ke dokter gigi jika orang yang tidur dengan Anda mengatakan bahwa Anda sering menggertakkan gigi saat tidur, terutama jika Anda juga sudah mengalami gejala-gejala yang telah disebutkan. Pemeriksaan yang lebih dini dapat menghindarkan Anda dari komplikasi bruxism.
Dengan adanya kesadaran akan pentingnya mencegah bruxism dapat meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan yang baik, terutama melalui pencegahan dan perawatan dini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H