Tidak, maksudnya kami hanya cukup menyebutnya 'Pak' atau 'Ibu' saja karena sejujurnya kehadiran mereka di manapun seakan lebih menakutkan daripada munculnya bapak Kepala Sekolah sendiri.Â
Banyak hal yang melatar belakangi hal tersebut seperti: kurangnya pendekatan, penampilan serta raut wajah yang cenderung minim ekspresi yang membuat kami para siswa mengalami kesalahpahaman.Â
Nah, dari sini kita akan membahas satu-persatu alasan mengapa guru BK seringkali dikatakan sebagai 'Voldemort' atau 'momok' sekolah.
1. Kurangnya Pendekatan
Hal ini dikarenakan kurang terarahnya pendekatan guru BK yang lebih dominan pada siswa bermasalah.Â
Bisa kita lihat hasil kerja di lapangan, kebanyakan hampir setiap hari guru BK melakukan interaksi terhadap siswa yang bermasalah entah itu sering bolos, tidur di jam pelajaran, pacaran di sekolah dan hal-hal lain yang berbau negatif.Â
Di hari senin sekalipun terkadang guru BK juga disibukkan dengan siswa yang terlambat mengikuti upacara, atribut yang tidak lengkap atau paling parah ketika ada siswa laki-laki dengan rambut melewati mata membuat tugas kita beralih menjadi "tempat pendisiplinan" yang dimana sebenarnya itu bukanlah ranah dari guru BK.Â
Dari kumpulan kejadian itulah siswa cenderung berpikiran buruk ketika mendapati siapapun dipanggil ke ruang BK dimana pola pikir mereka terdoktrin bahwasanya siapapun yang dipanggil adalah siswa yang bermasalah. Â
2. Penampilan Guru BK
Tujuan yang baik juga harus berproses dengan baik dengan memperhatikan hal kecil. Ada suatu masa dimana guru BK berpenampilan 'lebih', hal ini dapat menciptakan keraguan di mata siswa entah dia menjadi segan atau takut.Â
Berlebihan disini bukan berarti kita tidak boleh menggunakan pewarna bibir atau barang mewah, namun lebih ke pemakaian yang tidak mencolok. Menurut saya pribadi, penampilan yang bagus tidak harus menarik perhatian, namun nyaman ketika dilihat.Â