Celah Dunia Produksi
Membaca dunia ekonomi tentu saja tidak luput dari kata produksi, konsumsi dan transaksi. Karena hal itu adalah sebuah proses untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan. Mengintip celah dari sebuah produksi tentu saja membahas tentang Sumber Daya Alam yang ada, karena di dunia manusia tidak diciptakan untuk berdiam diri saja seperti yang telah dijelaskan dalam hadits:
اطْلُبُوْا الْعِلْمَ مِنَ الْمَهْدِ إِلَى اللَّحْد
“Carilah ilmu sejak bayi hingga ke liang kubur."
Seperti yang dijelaskan dalam hadits, tuntutan bagi kita yang ada di Dunia untuk mencari ilmu(belajar) dari hingga liang lahat. Belajar memanfaatkan apa yang ada di Dunia, karena sesungguhnya Tuhan menciptakan segala sesuatu yang ada di Dunia tidak untuk di sia-sia, seburuk apapun ciptaannya pasti mempunyai kegunaan. Produksi memiliki arti sebagai bentuk kerja keras dalam pengembangan faktor-faktor sumber produksi yang diperbolehkan.
Hal ini sesuai firman Allah agar manusia mengeksplorasi kekayaan alam yang di Halalkan. Dalam Hadits juga mengindikasikan adanya anjuran untuk produksi untuk menambah sumber penghasilan bagi diri sendiri, karena apapun yang ada didunia ini sebagai rezeki bagi manusia jika mau berusaha. Pekerjaan seseorang yang sesuai keterampilan yang dimiliki dikategorikan sebagai produksi begitu juga kesibukan untuk mengelolah sesuatu termasuk dalam Produksi.
لْمِقْدَامِ رَضِي اللَّهم عَنْه عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ((مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا قَطُّ خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ وَإِنَّ نَبِيَّ اللَّهِ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلَام كَانَ يَأْكُلُ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ)) رواه البخاري.
Yang Artinya:” tidak ada makanan yang lebih baik kecuali dari hasil tangannya sendiri,nabi Daud makan dari tangannya sendiri”. Suda hjelas dari hadits diatas dianjurkan bagi kita untuk memanfaatkan sumber daya alam yang ada, untuk terus menghasilkan sesuatu yang dpat bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain. Akan tetapi perlu digaris bawahi bukan berati kita dapat mengambil barang yang bukan menjadi hak milik kita. Karena setiap makhluk yang ada mempunyai takaran masing-masing baik untuk diproduksi maupun di konsumsi sendiri, kita juga harus tau batas-batas kepemilikan kita.
Boleh jadi ketika kita tidak berhati-hati dengan tidak sengaja kita telah Mendzalimi diri kita ataupun dapat mengghosob yang bukan hak milik kita. Sumber daya alam yang melimpah, kecerdasan yang menjadi sebuah Anugerah merupakan karunia yang sangat sempurna bagi penghuninya. Sangat miris jika hanya dapat memproduksi Alam tanpa memperhatikan keadaan yang ada, tanpa memperhatikan sesama makhluk ciptaan-Nya.
Dalam memproduksi Sumber Daya Alam kita juga harus memahami etika-etika dalam memproduksi atau menggunakannya. Etika yang pertama:
- Berproduksi dalam lingkaran Halal. Karena dalam sistem ekonomi islam tidak semua barang dapat dikonsumsi dan diproduksi.
- Tidak mengandung kemudharatan.
- Menjaga sumber produksi atau sumber daya Alam
- Tidak berbuat Dzalim terhadap apa yang ia hasilkan maupun yang ia manfaatkan
- Memperhatikan agar sumber daya Alam tetap terjaga bagi generasi selanjutnya.
mengaca dari sebuah Sumber produksi, Sumber daya Alam tentu saja kekayaan dan keistimewaan terbesar yang kita miliki. memanfaatkan, menjaga dan memperhatikan adalah tugas sebagai penghuni dunia. karena dalam komponen kehidupan tidak hanya satu makhluk hidup tetapi juga ada makhluk abiotik dan biotik yang harus dijaga dan dilestarikan. pesan dari nenek moyang hingga generasi baru tidak akan pernah berubah. tetap menjagha dan terus melestarikan untuk tetap bertahan demi kelangsungan hidup seseorang dan keindahan Alam yang patut kita syukuri. memanfaatkan kemampuan untuk menjaga keindahan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H