Sejak tahun 1930-an, kawasan Timur Tengah telah dikenal sebagai sumber energi utama di dunia, melihat negara-negara didalamnya yang kaya akan sumber daya berupa minyak bumi (Luft, 2009).Â
Dengan aktivitas kehidupan di dunia yang tidak bisa terlepas dari penggunaan minyak bumi, menjadi negara penghasil minyak cenderung menghasilkan keuntungan tersendiri.Â
Kebanyakan dari negara penghasil minyak besar di dunia tentu akan menjadikan minyak bumi sebagai komoditas utama dalam perdagangan. Terlebih, mengingat permintaan akan minyak bumi yang akan selalu ada.Â
Sebagai sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui dan tidak mudah ditemukan, minyak bumi kerapkali mancapai harga yang cukup tinggi ketika adanya permintaan yang besar.
Namun, selain memberi keuntungan, menjadi negara yang bergantung pada minyak bumi juga menghasilkan resiko tersendiri. Hal ini dapat terbukti ketika Pandemi Covid-19 mulai merebak hampir diseluruh belahan dunia pada awal tahun 2020 ini.Â
Virus yang menyerang banyak negara tanpa pandang bulu baik negara tersebut merupakan negara maju maupun berkembang ini mampu menyebabkan terhambatnya berbagai sektor bisnis.Â
Penerapan lockdown yang dilakukan oleh banyak negara, menyebabkan aktivitas terbuka di lingkungan luar secara signifikan langsung terpotong sejak kemunculan Pandemi Covid-19 ini.Â
Alhasil, berbagai kegiatan dalam sektor bisnis maupun penggunaan sarana transportasi pun hanya dapat dijalankan secara terbatas. Hal ini yang kemudian menyebabkan permintaan akan minyak menurun drastis mengikuti aktivitas di dunia luar yang juga terbatas.
Sebagai kawasan yang mengutamakan komoditas minyak bumi, situasi selama Covid-19 berlangsung tentu sangat berdampak besar terhadap perekonomian di Timur Tengah, terutama bagi The Gulf Cooperation Council (GCC).Â
Negara-negara Timur Tengah yang tergabung dalam GCC diantaranya yakni Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, telah mengalami penurunan atas permintaan minyak yang menyebabkan anjloknya harga minyak selama Pandemi Covid-19 (Lihat Gambar 1.1) (Arezki & Nguyen, 2020).Â