Dewasa ini, hampir keseluruhan para anak dan remaja memilih mengisi waktu luang mereka dengan menonton film ataupun televisi. Kegiatan ini juga dilakukan sebagai salah satu cara menghibur diri ketika mereka tidak bisa bermain dengan teman-temannya. Secara tidak sadar, mereka tidak mengetahui bahwa tontonan tersebut memiliki peranan yang sangat penting bagi pertumbuhan psikologis mereka. Menurut kepala bagian Kajian Anak dan Media YKAI (Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia) Gunarto, hanya 25 persen tontonan remaja yang dapat dikatakan aman. Selebihnya menunjukkan tontonan yang tidak berkualitas dan tidak aman dikonsumsi bagi anak dan remaja.
YKAI juga memiliki beberapa kriteria tontonan yang baik bagi anak dan remaja. Seperti program yang bertemakan anti seksual, pendidikan dan ilmu pengetahuan dan alam. Kita juga mengetahui bahwa lebih banyak yang menayangkan film ataupun sinetron pada tiap-tiap stasiun televisi daripada acara yang lebih mendidik dan menambah ilmu pengetahuan.
Dewasa ini, sebagian besar tontonan anak dan remaja berisikan film impor dari luar negeri. Jenis tontonan yang amat sangat berpengaruh ialah film yang bertemakan horror, porno dan psikopat. Banyaknya film yang beredar dapat menimbulkan berbagai tindakan yang menyimpang dari hukum, norma dan agama. Dalam tulisan ini, penulis berargumentasi bahwa anak dan remaja yang melihat film ini akan menimbulkan dampak atau efek yang negatif bagi mental dan psikologisnya.
Penulis juga telah mengamati bahwa kebanyakan dari film-film tersebut memang mengandung unsur-unsur yang tidak baik. Ditambah lagi dengan anak dan remaja yang cenderung lebih senang untuk menirukan apa yang mereka dengar dan lihat. Pengaruh yang dapat ditimbulkan adalah seperti kesehatan akan terganggu, kecemasan yang berkepanjangan, dan gangguan tidur. Kebiasaan menonton film tersebut juga akan mempengaruhi denyut jantung dan tekanan darah karena banyak terdapat adegan-adegan yang mengejutkan dan menguji adrenalin terutama pada film yang bertemakan horror. Pada film yang bertemakan psikopat, anak dan remaja akan cenderung memiliki rasa takut yang berlebihan karena terlalu sering melihat adegan kekerasan atau yang lebih sering disebut adegan “berdarah” sehingga akan mempengaruhi mental si anak dan remaja tersebut. Sedangkan untuk film yang bertemakan porno akan mengakibatkan aktivitas otak menjadi lamban dalam berfikir dan melakukan sesuatu karena dapat membunuh jutaan sel-sel yang ada di otak, memiliki pikiran yang ‘kotor’ serta memiliki rasa ingin tahu yang besar untuk mencoba apa yang dilihat.
Jadi kesimpulan yang didapat, melihat dan menonton film yang bertemakan seperti diatas memiliki banyak dampak negatif dibanding dampak positif pada psikologis anak dan remaja. Dampak negatif yang dapat ditunjukan adalah adanya unsur-unsur yang tidak baik yang terdapat pada film tersebut dan akhirnya akan menimbulkan perilaku yang tidak baik juga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H