Mohon tunggu...
Indah Puji Suprihatin
Indah Puji Suprihatin Mohon Tunggu... Guru - Guru SDIT Darussalam 01 Batam

Guru di SDIT Darussalam 01, salah satu sekolah favorit di Batu Aji, kota Batam.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Belajar Aktif dan Asyik dengan Model Pembelajaran Inovatif

24 November 2023   07:17 Diperbarui: 24 November 2023   07:32 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang guru sedang membimbing peserta didik dalam menyelesaikan diorama rantai makanan (Dok. pribadi)

Seorang guru memiliki peran yang sangat penting, tidak hanya sekedar mengajar tetapi juga mendidik. Dalam filosofi bahasa Jawa, "Guru itu digugu lan ditiru". Maksud dari digugu dan ditiru adalah seorang guru harus dapat memenuhi dua kata tersebut. Digugu artinya perkataannya harus bisa dipertanggungjawabkan dan ditiru artinya sikap dan perbuatannya dapat menjadi teladan bagi siswanya. Untuk menjadi sosok yang digugu dan ditiru, seorang guru hendaknya membaca sirah kehidupan Nabi Muhammad SAW, khususnya yang berkaitan dengan akhlak sebagai seorang guru.

Saat ini teknologi berkembang dengan begitu pesat, tentunya kita sebagai guru tidak mungkin hanya jalan di tempat. Guru tidak mungkin mengajar dan mendidik peserta didiknya dengan cara-cara yang masih primitif. Mau tidak mau guru harus meng-upgrade skill sebagai tenaga kependidikan. Ada banyak sekali hal-hal baru yang dapat kita gali dan kita terapkan untuk peserta didik now, (sekarang). Salah satunya adalah dengan menerapkan model pembelajaran yang inovatif.

Model pembelajaran inovatif adalah suatu pendekatan atau metode pembelajaran yang menggunakan cara-cara baru yang kreatif, mengedepankan berpikir kritis, melibatkan seluruh peserta didik, dan partisipasi siswa yang aktif dalam proses pembelajaran.

Ada empat langkah untuk menciptakan pembelajaran inovatif, diantaranya adalah:

  • Guru harus mampu mengidentifikasi kondisi sosial peserta didik. Melalui pemetaan kondisi tersebut, guru dapat merancang pembelajaran sesuai dengan latar belakang sosial peserta didik.
  • Melakukan dialog dengan peserta didik di awal semester, Ajaklah mereka terlibat dalam merancang pembelajaran yang akan dilakukan dalam satu semester.
  • Pada setiap proses pembelajaran pembelajaran, aktivitas peserta didik lebih ditonjolkan. Guru menjadi fasilitator menyediakan sumber-sumber belajar, menyajikan bahan ajar dengan Canva, mengemas asasmen dengan menarik seperti menggunakan Quizizz, dll.
  • Gunakan lingkungan dan bahan-bahan yang ada di sekitar (konkrit) kita sebagai media pembelajaran. Pembelajaran akan lebih bermakna dan mudah dipahami ketika mereka mengenal dan melakukan. Wah gimana... sangat menyenangkan bukan! Suasana belajar peserta didik akan lebih bermakna, apalagi saat kita tampilkan kuis...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun