Mohon tunggu...
Indah Priscilla
Indah Priscilla Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Bioteknologi Universitas Kristen Duta Wacana

Hallo, Terimakasih sudah membaca :) Salam manis dari saya Indah.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Waspada DBD di Masa Pancaroba dan Pandemi Covid-19

11 Agustus 2021   09:45 Diperbarui: 11 Agustus 2021   10:39 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Tangerang adalah salah satu kota yang berada di Banten. Tangerang berada di sebelah barat DKI Jakarta, dan merupakan kota terbesar di Banten. Kota ini juga menjadi kota terbesar ketiga di Jabodetabek. Kota Tangerang terletak di wilayah barat laut Provinsi Banten dan berada di sisi utara Pulau Jawa dan memiliki luas sebesar 153,9 km. 

Kota ini berbatasan dengan Kabupaten Tangerang di sebelah Barat dan Utara, dengan Kota Tangerang Selatan di sisi Selatan, dan dengan DKI Jakarta di sebelah Timur. Kota tangerang memiliki 13 kecamatan yakni Batuceper, Benda, Cibodas, Ciledug, Cipondoh, Jatiuwung, Karangtengah, Karawaci, Larangan, Neglasari, Periuk, Pinang, dan Tangerang. Jumlah penduduk di kota Tangerang pada tahun 2019 yaitu 2,185 juta jiwa penduduk dengan kepadatan 14.195,74/km2.

Iklim Tropis Habitat Nyamuk 

Iklim yang dimiliki oleh kota Tangerang yaitu iklim tropis. Menurut klasifikasi iklim koppen, sebagian besar kota ini memiliki iklim hutan hujan tropis. Kota ini memiliki curah hujan yang tinggi di sekitar bulan desember-maret, dan pada bulan juni-september dengan curah hujan yang rendah. Iklim seperti ini menjadi habitat nyamuk aedes aegypti. 

Nyamuk tersebut merupakan vektor yang menginfeksi manusia dan membawa virus dengue, sehingga akan mengalami DBD. Nyamuk Aedes aegypti merupakan nyamuk tropis yang berasal dari Afrika Tengah, dan sering ditemukan di tempat yang lembab serta kotor.

Saat terjadi perubahan iklim, akan berpengaruh pada suhu, kelembapan, dan curah hujan. Sehingga dapat meningkatkan risiko penularan dan infeksi penyakit DBD. Suhu ideal untuk transmisi DBD adalah 21.6--32.9 C dengan kelembaban berkisar 79%. 

Selain itu, perubahan iklim juga membuat virus dengue mengalami peningkatan pada oeraluhan musim atau yang disebut musim pancaroba, hal ini ditandai dengan curah hujan dan suhu udara yang tinggi. Masa pancaroba sering terjadi di Kota tangerang karena iklim tropisnya. Untuk itu, perlu diwaspadai penyakit DBD ini.

Pandemi Covid'19

Ditengah pandemi ini, banyak sekali gejala yang dialami oleh sebagi besar masyarakat indonesia. Penyebab timbul gejala bukan hanya karen virus covid'19 saja, tetapi dari banyak hal dan salah satunya karena infeksi virus dengue yang dibawa oleh nyamuk aedes agypti. Nyamuk aedes agypti yang membawa virus dengue ini sangat berbahaya bagi kesehatan selain virus covid'19, maka perlu ditangani secepat mungkin.

Informasi mengenai Covid'19 mudah didapatkan, namun masih banyak masyarakat yang tidak paham dengan Covid'19. Terlebih lagi banyak informasi hoax yang membuat masyarakat salah paham dengan virus ini. Semua gejala yang dirasakan dapat diasumsikan oleh masyarakat bahwa terkena covid'19, sehingga hal ini sangat fatal jika salah penanganan pasien. 

Gejala seperti demam tinggi yang ditimbulkan karena terinfeksi DBD hampir sama dengan gejala Covid'19. Karena sedang pandemi covid'19, masyarakat lebih mencari tahu gejala mengenai virus ini, namun tidak mengingat bahwa gejala DBD juga merupakan hal yang serius dan dapat mengancam jiwa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun