Pemda DIY menutup TPST atau TPA Piyungan Bantul, Yogyakarta. Kebijakan ini diambil karena kondisi penampungan sampah terbesar di Yogyakarta ini telah overload dan mencemari lingkungan.
Karna sampah adalah hal pertama yang mudah menular penyakit menular melalui pencemaran lingkungan, seperti pencemaran air,udara dan pencemaran dari hewan yang hinggap disampah tersebut.
Penularan penyakit dari sampah dapat ditularkan secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung dapat terjadi ketika seseorang bersentuhan langsung dengan sampah yang sudah mengandung mikroorganisme pathogen, dan seseorang tersebut tidak mencuci tangan dengan baik dan benar. Sehingga terjadi penularan penyakit seperti diare.
Sedangkan penularan secara tidak langsung terjadi karena seseorang tidak sengaja mengonsumsi makanan maupun minuman yang telah terkontaminasi mikroorganisme yang berasal dari sampah. Serta saat tempat sampah telah berubah menjadi tempat penularan vektor atau hewan penular penyakit, seperti nyamuk, lalat, kecoa dan tikus.
Ada juga contohnya penyakit yang ditularkan tikus dengan gigitan kutunya yaitu penyakit (pes).
Pes atau sampar (plague) adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Yersinia pestis. Meskipun bakteri tersebut terdapat pada hewan, tetapi penyakit juga bisa menular ke manusia. Salah satu cara penularannya dengan gigitan kutu tikus atau kontak langsung dengan cairan tubuh hewan yang terinfeksi pes.
Penyakit juga ada dalam bentuk yang paling umum dan ditandai dengan pembengkakan kelenjar getah bening atau 'bubo' yang menyakitkan. Wabah ditularkan antara hewan dan manusia melalui gigitan kutu yang terinfeksi, kontak langsung dengan jaringan yang terinfeksi, dan menghirup tetesan pernapasan yang terinfeksi.
Jadi dari dampak penutup TPA Piyungan tersebut mengakibatkan potensi tinggi penyebaran penyakit menular yang ditularkan hewan ,dimana hewan tersebut berkembang biak ditempat TPA tersebut dengan memanfaatkan sisah-sisah makanan yang dari rumah tangga yang dibuang ke TPA tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H