KONSEP DASAR PENDIDIKAN
Oleh: indah nurlaily
Fakultas Tarbiyah PGMI Sekolah Tinggi Agama Islam Abdul Aziz
Abstrak
Dasar/landasan dalam istilah bahasa inggris disebut dengan foundation,yang dalam Bahasa Indonesia menjadi pondasi.kata dasar/landasan memilikikesamaan makna atau sinonim yaitu:alas,basis,fondasi,fondamen,sendi,prensifdan tumpuan. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomer 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan. Adapun dasar Pendidikan islam identik dengan dasar islam itu sendiri. Keduanya berasal dari sumber yang sama,yaitu Al-Qur`an dan Al-Hadis. Dari kedua sumber inilah kemudian muncul sejumlah pemikiran mengenai masalah umat islam yang meliputi berbagai aspek. Tujuan atau hasil yang ingin dicapai melalu dasar Pendidikan adalah pemerataan Pendidikan baik dari segi kyantitas maupun kualitas bagi seluruh manusia.
A.PENDAHULUAN
Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa, negara berkewajiban mencerdaskan kehidupan bangsa. Amanat konstitusi ini mengisaratkan, hanya bangsa yang cerdas, yang mampu dan dapat bersaing dengan bangsabangsa di dunia. Oleh karena itu, peningkatan sumber daya manusia Indonesia mutlak diperlukan dan harus senantiasa diupayakan agar tidak ketinggalan dengan bangsa-bangsa lain. Peningkatan mutu sumber daya manusia yang sangat strategis adalah melalui pendidikan. Sebab pada hakikatnya pendidikan merupakan upaya dan proses peningakatan sumber daya manusia dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.Pendidikan merupakan proses yang sangat penting dalam pembentukan kepribadian dan kemampuan individu. Untuk mencapai tujuan pendidikan yang komprehensif, diperlukan pemahaman yang mendalam tentang berbagai aspek perkembangan peserta didik. Salah satu konsep yang mendasar dalam pendidikan adalah pembelajaran yang mencakup tiga domain utama, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Menyikapi rendahnya mutu pendidikan, dan sejalan dengan semangat Otonomi Daerah, Pemerintah melalui Depdiknas melakukan upaya baru dalam pengelolaan pendidikan yang lebih berorientasi pada desentralesasi di tingkat sekolah, yang disebut manajemen berbasis sekolah (MBS ). Secara yuridis keberadaan MBS cukup kuat, karena secara eksplisit merupakan amanat UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Menurut Watson dan Supovittz (2001) MBS dimaksudkan untuk menciptakan struktur yang mendukung pengambilan keputusan berbasis local/sekolah.
B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Konsep Dasar Pendidikan
Konsep dasar pendidikan merujuk pada pemahaman fundamental yang menjadi landasan dalam proses pendidikan. Secara umum, pendidikan dapat diartikan sebagai upaya yang sistematis dan terencana untuk mengembangkan potensi peserta didik, baik dari segi pengetahuan, keterampilan, sikap, maupun nilai-nilai moral. Konsep dasar ini mencakup berbagai prinsip, tujuan, dan pendekatan yang digunakan untuk mencapai proses pembelajaran yang efektif dan holistik.Pendidikan tidak hanya terbatas pada transfer ilmu pengetahuan, tetapi juga mencakup pengembangan karakter, keterampilan, serta sikap sosial yang diperlukan untuk membentuk individu yang mampu berkontribusi positif dalam masyarakat.
2. KONSEP DASAR PENDIDIKAN
konsep dasar Pendidikan diindonesia antara lain sebagai berikut:
a.Kognitif
domain kognitif berfokus pada aspek pemikiran dan pengetahuan. Ini mencakup proses mental yang terlibat dalam memperoleh, mengorganisasi, dan menerapkan informasi. Â Dalam pendidikan, domain kognitif berhubungan dengan kemampuan peserta didik untuk memahami, menganalisis, mengingat, dan menyelesaikan masalah. Pembelajaran yang berorientasi pada domain kognitif bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, serta meningkatkan penguasaan pengetahuan dalam berbagai bidang.
Contoh aspek kognitif:
*Mengingat fakta dan informasi
*Memahami konsep atau ide
*Menganalisis data atau argumen
*Menyelesaikan masalah yang kompleks
*Menerapkan pengetahuan dalam situasi baru
b.Afektif
Domain afektif berhubungan dengan sikap, nilai, emosi, dan perasaan seseorang. Aspek ini mencakup bagaimana individu merespons situasi sosial, nilai-nilai yang mereka anut, serta perkembangan karakter dan moral. Â Dalam pendidikan, domain afektif penting karena mempengaruhi motivasi belajar, interaksi sosial, dan pengambilan keputusan. Pembelajaran yang berfokus pada domain afektif bertujuan untuk membentuk karakter yang baik, meningkatkan empati, serta mengembangkan sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain.
Contoh aspek afektif:
*Menunjukkan rasa percaya diri
*Menghargai keberagaman
*Menunjukkan empati terhadap perasaan orang lain
*Memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar
c.Psikomotorik
Domain psikomotorik berfokus pada keterampilan fisik dan kemampuan motorik yang melibatkan koordinasi antara otak dan tubuh. Â Aspek ini mencakup keterampilan yang memerlukan gerakan fisik, seperti keterampilan motorik halus (misalnya menulis, menggambar) atau motorik kasar (misalnya berlari, melompat). Dalam pendidikan, domain psikomotorik penting untuk mengembangkan keterampilan praktis yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, serta meningkatkan kemampuan fisik dan koordinasi.
Contoh aspek psikomotorik:
*Kemampuan menulis dengan tangan
*Kemampuan berolahraga dan keterampilan jasmani
*Mengoperasikan alat atau mesin
*Menggambar atau membuat kerajinan tangan
3. TUJUAN PENDIDIKAN
Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik secara menyeluruh, mencakup aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap dan nilai), serta psikomotorik (keterampilan fisik dan motorik). Tujuan ini diarahkan untuk menghasilkan individu yang cerdas, berbudi pekerti, dan memiliki kemampuan praktis yang berguna dalam kehidupan sehari-hari.
 Adapun tujuan lebih spesifik dari konsep dasar pendidikan meliputi:
1.Menghasilkan Individu yang Cerdas: Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir, memecahkan masalah, serta penguasaan pengetahuan di berbagai bidang, sehingga individu dapat beradaptasi dan berinovasi di tengah perkembangan zaman.
2.Membentuk Karakter yang Baik: Pendidikan tidak hanya fokus pada aspek kognitif, tetapi juga berusaha membentuk sikap, nilai, dan moral yang positif, seperti tanggung jawab, disiplin, empati, dan integritas.
3.Mengembangkan Keterampilan Praktis: Melalui pendidikan, peserta didik diharapkan dapat menguasai keterampilan praktis, baik yang terkait dengan pekerjaan maupun aktivitas sehari-hari, yang bermanfaat bagi kehidupan sosial dan profesional mereka.
4.Mempersiapkan Individu untuk Berkontribusi dalam Masyarakat: Pendidikan bertujuan untuk mempersiapkan individu yang tidak hanya berpengetahuan dan terampil, tetapi juga memiliki kesadaran sosial untuk berkontribusi positif dalam masyarakat dan lingkungan global.
C.KESIMPULAN
Pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu, sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan. Pemerataan pendidikan dalam rangka menjadikan seorang manusia paripurna yang memiliki akhlak, ilmu pengetahuan dan berkpribadian mulia. Kesimpulan dari kognitif, afektif, dan psikomotorik adalah bahwa ketiga domain ini saling melengkapi dan merupakan aspek penting dalam perkembangan peserta didik secara menyeluruh. Kognitif berkaitan dengan aspek pengetahuan dan kemampuan berpikir, yang memungkinkan individu untuk menguasai informasi dan memecahkan masalah. Afektif berfokus pada sikap, nilai, dan emosi, yang mempengaruhi perilaku dan pembentukan karakter peserta didik. Sementara psikomotorik melibatkan keterampilan fisik dan kemampuan motorik, yang penting untuk aktivitas praktis dan penguasaan gerakan tubuh.
Ketiga domain ini harus dikembangkan secara seimbang dalam pendidikan agar peserta didik tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki sikap yang positif dan keterampilan yang berguna dalam kehidupan sehari-hari. Dengan pendekatan yang mencakup ketiga aspek ini, pendidikan dapat menciptakan individu yang tidak hanya kompeten, tetapi juga berbudi pekerti dan terampil.
DAFTAR PUSTAKA
Suhadi winoto, dasar-dasar menejemen pendidikan,Yogyakarta:cv blidung nusantara, 2020
Piaget, J. (1955). The child's construction of reality. Routledge & Kegan Paul.
Montessori, M. (1912). The Montessori method. Frederick A. Stokes Company .
Bloom, B. S. (1956). Taxonomy of educational objectives: The classification of educational goals. Handbook I: Cognitive Domain. Longmans, Green.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H