1. Pengertian filsafat pendidikan idealisme
Idealisme dapat diartikan sebagai pengetahuan serta kebenaran tertinggi yang merupakan ide atau akal pemikiran manusia. Sehingga sesuatu dapat terwujud atas dasar pemikiran manusia. Dalam konteks pendidikan, idealisme merupakan suatu aliran yang berkonstribusi besar terhadap kemajuan pendidikan. Oleh karena itu, filsafat idealisme sangat penting dalam dunia pendidikan karena meletakkan manusia atau peserta didik sebagai subjek yang memiliki pengetahuan yang tersimpan dalam dirinya, baik pengetahuan umum maupun agama. Pada taraf inilah, pendidikan harus mampu mengeluarkan seluruh potensi dalam diri anak didik, baik secara rasional maupun nyata.
Pengaruh filasafat pendidikan idealisme dalam perkembangan pendidikan dapat dilihat dari metode dan kurikulum yang digunakan. Metode yang digunakan berupa metode dialektik, sebagai contok : memecahkan masalah berdasarkan 3 unsur, yakni persoalan, tanggapan, dan kesimpulan. Dan kurikulum yang digunakan yakni dengan pendidikan praktis (praktek yang dilakukan dalam pendidikan untuk memudahkan dalam memahami ilmu pengetahuan). Apabila metode dan kurikulum tersebut diterapkan di negara kita Indonesia, maka akan sangat berpengaruh pada penddikan kedepannya.
Namun, idealisme meliputi aspek aspek pendidikan, yaitu : peserta didik, pendidik, kurikulum, dan metode pengajarannya. Kenapa peserta didik? Karena anak didik adalah anak yang mempunyai potensi untuk tumbuh, para idealis cenderung melihat sebagai individu yang memiliki nilai-nilai moralitas. Dan kenapa pendidik? Karena dalam mendidik, gurulah yang berperan sebagai model untuk contoh tauladan bagi peserta didiknya. Dan kenapa kurikulum? Karena merupakan organ materi intelektual atau disiplin keilmuan yang bersifat ideal dan konseptual.
Adapun tokoh-tokoh dalam filsafat pendidikan idealisme :
- Plato (427 SM)
Seluruh filsafat plato bertumpu pada ajaran mengenai ide. Plato percaya bahwa ide adalah realitas yang sesungguhnya dari yang ada. Karena ide merupakan relaitas yang sebenarnya, maka bagi plato ide bukanlah sekedar gagasan atau gambaran pada pemikiran manusia saja. Plato beranggapan bahwa dunia indrawi juga merupaka realitas. Namun bukanlah suatu realitas yang sebenarnya, dunia indrawi hanyalah tiruan sementara dari dunia ide. Oleh sebab itu, yang paling utama yaitu dunia ide. Tetapi tidak berarti duniawi harus disangka keberadaannya.
-Elea
Merupakan sebuah madzhab yang mengajarkan bahwa yang ada itu satu, tidak ada seluk beluknya dan tidak berubah. Apa yang tampak dari panca indra, itu bukanlah yang sebenarnya, melainkan itu hanya rupanya saja. Yang ada dalam kebenaran tidak dapat diketahui melalui penglihatan melainkan dengan pikiran saja. Ada 2 cara untuk mengenal kedua dunia indrawi dan ide, yakni: yang pertama dunia indrawi dikenal lewat panca indra, sedangkan dunia ide dikenal lewat akal pikiran manusia.
-Hegel
Mengungkapkan bahwa rasio itu nyata dan yang nyata itu rasio. Hal ini maksudnya adalah bahwa segala yang dipikirkan manusia itu selalu bersentuhan dengan yang terlihat yang selalu berubah-ubah. Dan dia juga beranggapan bahwa idea merupakan sesuatu yang objektif, adanya idea terlepas dari subjek yang berfikir.