Agustus membawa kegembiraan tersendiri bagi warga +62. Bulan ini adalah bulan diperingatinya kemerdekaan Negara Indonesia 79 tahun yang lalu. Setiap tahunnya, Agustus selalu ditandai dengan maraknya penanda seperti umbul-umbul dan bendera yang dijual di pinggir-pinggir jalan.Â
Tidak hanya di Makassar, kota tempat saya tinggal. Di Kendari pun, tempat di mana saya pergi baru-baru ini selama lima hari - penjual umbul-umbul dan bendera sudah mulai memenuhi beberapa spot di pinggir jalan poros Kendari sejak awal bulan. Saya yakin pemandangan yang sama terpampang di kota-kota lain di Nusantara tercinta.
Tapi Agustus bukan hanya milik penjual umbul-umbul. Agustus itu untuk semua yang memiliki jiwa menyala-nyala di dalam dadanya. Seperti teman kompasianers yang memiliki perawakan mungil, tapi tekadnya besar - Agustina Purwantini. Agustus ini beliau bertekad hendak menulis one day one article. Tekadnya selain diilhami oleh peringatan kemerdekaan, juga karena bulan ini adalah bulannya. Kak Agustina lahir satu hari jelang 17 Agustus, tapi bukan tahun 1945 lho, ya. Orangnya masih muda, kok, hehe.
Sebagai teman yang baik, saya dukung tekad bulat Kak Agustina. Walau selama menjadi kompasianers saya belum pernah menulis 30 artikel selama sebulan kecuali di event Ramadan, kali ini saya akan mendukung Kak Agustina dengan berusaha ikut nulis juga.
Dan ini adalah artikel pertama saya di bulan Agustus bertajuk: Agustus dan Semangat Menulis.
Tiap Agustus, jiwa patriotis dan semangat kompetisi kita menyala-nyala. Kita yang muda tak pernah merasakan harus berhadapan dengan beringasnya penjajah. Maka perayaan Agustus selalu penuh dengan lomba-lomba, untuk memupuk jiwa kompetitif dan keinginan untuk menang. Kita mampu dan kita sanggup berjuang!Â
Demikian juga dengan literasi. Mungkin di antara kita pejuang literasi, pernah patah hati. Karena tulisan yang tak pernah dihargai, jarang menang lomba, atau minim respons. Tapi yakinlah, tulisan yang ditulis dengan sepenuh hati, akan mencapai sasarannya sendiri.
Meskipun hanya satu orang yang tercerahkan, itu tetap sesuatu yang sangat bernilai. Menulis itu menyuluh. Mari menulis yang baik. Gelorakan jiwa-jiwa yang masih padam. Agustus ini kita bergerak, menyebarkan semangat!
Semoga Allah mudahkan menulis yang bermanfaat. Merdeka!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H