Seorang teman mengatakan bahwa sudah tiga tahun belakangan ini setiap usai Iduladha, dia sakit. Sakitnya mulai dari badan pegal-pegal, sendi nyeri-nyeri, kepala sakit-sakit, leher belakang kaku, dan lain-lain. Semua gejala tersebut adalah perpaduan tanda-tanda kolesterol meningkat, asam urat naik, atau tekanan darah meroket.
Sebagai perempuan dengan kecenderungan kadar kolesterol tinggi, dan usia paruh baya, saya pun juga memahami kemungkinan tersebut. Namun seperti mungkin juga banyak teman-teman saya sesama perempuan yang cenderung bandel...saya pun seringnya mengabaikan kemungkinan tersebut dan asyik melahap hidangan serba daging yang biasanya akan saya olah bergantian usai Iduladha. Sampai hari inipun, persediaan daging di kulkas masih ada 2 kg menunggu diolah.
Dan seperti prediksi teman saya tadi, tanggal 27 Juni 2024 kemarin, usai bekerja di luar kota, saya jatuh sakit dengan gejala sakit kepala dan leher kaku. Saya ingat sempat makan sup konro (iga sapi) saat makan siang di Kabupaten Bantaeng.
Awalnya sebagai si bandel, saya malah tidak terpikirkan kolesterol sama sekali. Saya hanya berpikir saya kecapaian dan salah bantal. Namun, percakapan wa dengan seorang teman yang menduga kolesterol saya naik, membuat saya memutuskan untuk cek kadar kolesterol di klinik. Â
Saya pun pergi di antar suami ke klinik BPJS tanggal 29 Juni 2024. Kadar kolesterol saya 236 dan asam urat 6,9. Keduanya melebihi batas normal. Alhamdulillah tensi masih normal 100/84. Saya pun menyempatkan diri diskusi dengan dokter di klinik.
Ternyata, saran dokter cukup sederhana. Kalau disingkat hanya dua saran saja.
1. Olahraga rutin
Kolesterol dapat dibakar dengan pengelolaan metabolisme tubuh. Jalan paling sederhananya adalah dengan olah raga. Tidak perlu olah raga yang berat, cukup olah raga ringan yang dilakukan sampai berkeringat, misalnya jalan atau senam pagi.
2. Minum air putih banyak-banyak
Kadar asam urat yang tinggi dalam darah artinya penumpukan kandungan purin. Zat bernama purin ini jika terdapat berlebih sebenarnya akan keluar melalui urin. Maka jalan paling sederhananya adalah dengan rutin mengonsumsi air putih banyak-banyak yakni sekitar 8-10 gelas tiap hari.
Coba bayangkan, hanya olah raga dan minum air putih, sebenarnya bukan hal yang memerlukan effort besar untuk melakukannya, bukan?