Mohon tunggu...
Indah Novita Dewi
Indah Novita Dewi Mohon Tunggu... Penulis - Hobi menulis dan membaca.

PNS dan Penulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Makan Bergizi Gratis dari Presiden Terpilih

2 Juni 2024   18:00 Diperbarui: 2 Juni 2024   18:05 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Makan bergizi gratis (Sumber: pexels/fauxels)

Setelah perhitungan suara dan kemudian memenangkan pemilihan umum, pasangan presiden dan wapres terpilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabumingraka, mulai bergerak. Selain bekerjasama dengan kabinet Presiden Jokowi dalam masa transisi, beberapa program yang dijanjikan saat pemilihan umum, mulai mengemuka. Salah satunya adalah program makan siang gratis yang sudah direvisi menjadi program makan bergizi gratis.

Jika memang tujuannya untuk memenuhi kecukupan gizi anak-anak sekolah, tentunya program ini sangat luar biasa dan harus didukung oleh segenap kalangan. Sekarang yang terpenting adalah bagaimana program tersebut dapat terealisasi dan bagaimana meminimalkan efek negatif dari program tersebut.

Makanan bergizi merupakan makanan yang mengandung nutrisi yang diperlukan oleh tubuh untuk menjalankan fungsinya secara optimal. Nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh mengandung zat-zat yang seimbang antara lain karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, serat dan air.

Saya membayangkan contoh menu yang diberikan pada anak sekolah barangkali berupa nasi, sekerat daging goreng, tempe, tahu, sayur bayam, buah potong, dan segelas susu.

Menu yang lain barangkali nasi pecel ayam + pisang + segelas susu.

Esoknya barangkali nasi kari ayam+tumis buncis+sepotong semangka+segelas susu.

Boleh juga karbohidratnya diganti menjadi makaroni, kentang atau jagung. Sehingga menunya menjadi schootel makaroni daging sayur + jus buah + susu atau sari kacang hijau.

Luar biasa dan itu semua harus disiapkan setiap hari.

Bagi sekolah kedinasan dan boarding school atau pesantren, mungkin tidak perlu pusing lagi. Mereka sudah menyediakan makanan untuk para peserta didiknya selama bertahun-tahun bahkan tiga kali dalam sehari.

Sedangkan untuk sekolah umum, tentunya hal ini perlu dipikirkan lagi. Bukan tidak mungkin ke depannya bisa memakai teknik yang digunakan oleh sekolah berasrama.

Yang perlu dipikirkan lagi adalah anak-anak sekolah yang preferensi makannya sudah terpola. Misalnya kurang suka makan sayur, terbiasa makan makanan praktis jika sedang di sekolah, dan lain-lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun