Mohon tunggu...
Indah Novita Dewi
Indah Novita Dewi Mohon Tunggu... Penulis - Hobi menulis dan membaca.

PNS dan Penulis

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Mengapa Pegawai Baru Lebih Rajin daripada Pegawai Lama?

24 Mei 2024   05:51 Diperbarui: 24 Mei 2024   06:07 450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pegawai Baru Lebih Rajin Daripada Pegawai Lama? (Sumber: Pexels/Christina Morillo)

Mungkin sebagian orang yang membaca judul artikel ini berkomentar, "Ah, tidak benar! Ada juga pegawai baru yang malas dan pegawai lama yang konsisten rajinnya!"

Tentu saja saya tidak dapat menyanggahnya. Di mana-mana terdapat anomali dari sebuah teori, bukan? Namun judul artikel ini hanya generalisasi saja pada kondisi yang terjadi pada umumnya. Mari kita menganalisisnya bersama.

1. Mengapa si Pegawai Baru Rajin?

Pegawai baru itu sungguh rajin. Ia datang 30 menit sebelum jam kantor dimulai. Ia langsung mengerjakan apa tugasnya dan tidak pernah menunda. Setiap selesai mengerjakan tugas, ia akan bertanya pada koordinatornya, apa yang bisa dikerjakan. Tak jarang ia memberikan ide-ide yang segar.

Bagi si pegawai baru, dunia kerja ini tantangan dan petualangan baru. Dan ia mendapatkan kepuasan jika pekerjaannya dapat selesai dengan tepat waktu serta memuaskan.

Di sisi lain, ia sudah berulang kali mendaftar untuk posisi yang sekarang ia tempati. Kerajinannya adalah wujud kesyukurannya pada penantian bertahun-tahun dan doa yang ia panjatkan sejak lama.

2. Mengapa si Pegawai Lama Tidak Lebih Rajin

Nah, saya tidak menggunakan kata 'malas' melainkan 'tidak lebih rajin'. Bekerja bertahun-tahun pada bidang yang sama membuat si pegawai lama lelah hayati dan mengalami kejenuhan. Ia juga telah makan asam garam dan lika-liku pekerjaan yang menurutnya banyak bopeng-bopeng dan kemunafikan. Ia tenggelam dalam pikiran negatif yang membuat ritme kerjanya melambat.

Uang yang diterimanya dari pekerjaan sudah ia anggap cukup, kalaupun dipensiun dini tak menjadi masalah. Orientasinya sudah beda. Ia sudah sering out of focus juga karena tuntutan keluarga juga membuat perhatiannya terbelah.

Ia sering bekerja 'business as usual' dan hanya sampai tingkat memuaskan tapi kurang tertarik lagi untuk mencapai tingkat sangat memuaskan. Jiwa kompetitif yang dulu pernah dimiliki seolah menguap bersama tahun-tahun yang ia jalani.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun