Masih di long week end hari keempat, si bungsu butuh dibelikan clay daz. Katanya ini untuk pelajaran SBK dan adanya di seluruh penjuru kota Makassar hanya di Toko Agung. Toko ini pada tahun 2000an sangat familiar di kalangan instansi pemerintah. Saat itu untuk menjilid laporan tahunan, harus pergi ke Agung karena hanya di sana percetakan dan penjilidan yang kualitasnya bagus. Kalau sekarang sih Makassar sudah jauh berkembang. Menjilid tak usah jauh-jauh pergi ke Agung yang sekitar 20an km dari rumah. Â
Nah, pergilah kami ke Toko Agung yang sekarang sudah jauh berkembang pesat. Bagian jilid dan cetaknya tutup, sedangkan yang kami datangi Toko ATKnya yang rameee. Memang seperti Toko ATK terlengkap di Kota Makassar. Segala macam barang ada. Selain Toko ATK dan Toko cetak+jilid, ada satu lagi deretan kerajaan Agung di situ yaitu lahan parkir plus kantin Agung. Kedua tempat tersebut terbuka untuk umum. Suami juga parkir di situ. Kata suami, makanan di kantin Agung juga lumayan, tapi kami tidak bermaksud makan di situ.
Kami menyeberang menuju mal pertama di Kota Makassar yaitu Mal Ratu Indah yang sering disingkat jadi MaRI. Mal ini dulu tempat main saya pas masih lajang. Walau jauh, dijabanin juga ngantuk-ngantuk naik angkot.
Pilihan suami untuk tempat makan siang jatuh  ke My Kopi - O! Tempat makan yang lumayan nyaman dengan pilihan hidangan beraneka macam. Nama tempatnya mengandung kopi tapi menu yang tersedia dari A sampai Z. Gambar menunya sih mengundang selera, namun saya sempat meringis lihat harganya. Lumayan mahal kalau ukuran saya sebenarnya. Tapi ya sudah tidak tiap bulan ini.
Kami segera pesan. Suami pesan kopi hitam, anak lanang pesan teh tarik, anak bungsu pesan es lemon tea, dan saya pesan Tropical Avocado.
Karena suami dan saya masih kenyang, kami cuma pesan cemilan yaitu pisang keju dan bakso tanpa kuah. Anak-anak pesan makanan berat pangsit mie dan spagety lalu masih minta french fries dan mendoan. Walau tak pesan makanan berat, tetap saja saya dan pak suami kenyang. Lha anak-anak tidak bisa menghabiskan sendiri makanannya.
Mau tahu gaya anak-anak saya ngemal? Yang cowok pakai jaket hitam dengan hoodie. Saya tawari beli jaket yang warna merah dia nggak mau.
"Terlalu mencolok, Mama," katanya.